Pernikahan putri Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda Muhammad Barkati akhirnya diputuskan ditunda untuk mengantisipasi penyebaran corona.
Konsumsi yang dipesan untuk 50.000 tamu undangan pun dibagikan ke pesantren, panti jompo serta dibagikan bagi yatim piatu.
"Total ada 50.000 undangan yang tersebar, itu di luar keluarga besar. Jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya. Ini untuk masyarakat Samarinda. Insya Allah ini akan ada hikmahnya," ujar Barkati.
Keputusan tersebut diapresiasi oleh Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang.
"Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Pak Barkati sekeluarga, untuk memutuskan menunda sementara sampai menunggu situasi membaik," ujar dia.
Balita malang tersebut tewas usai mengalami pendarahan otak.
Polisi menangkap tiga pelaku yakni ayah kandungnya berinisial H, ibu tirinya RR dan RY yang merupakan tante tiri balita itu.
Sang balita tinggal bersama mereka lantaran orangtuanya sudah berpisah.
Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Chairul Amri mengemukakan, penganiayaan diterima balita tersebut sejak tiga bulan terakhir.
Baca juga: Cerita Cinta Orangtua, Rawat Anak Balitanya yang Positif Corona hingga Sembuh
Bahkan tetangga pernah mendengar teriakan minta ampun.
"Tetangga sampai mendengar korban minta ampun," kata dia, dilansir Antara.
Ironisnya, penganiayaan disebabkan karena hal sepele seperti karena mengompol.
Balita tersebut diduga dipukuli pipa paralon dan mengalami luka di kepala.
Ibu kandung yang curiga dengan luka anaknya, kemudian melapor ke polisi.
Namun malang, nyawa balita tersebut tak tertolong.