Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Tamu Kondangan Disemprot Disinfektan | Teriakan Minta Ampun Balita yang Tewas Dianiaya Ayah Kandung dan Ibu Tiri

Tak hanya menghentikan acara, tamu undangan pun disemprot dengan disinfektan.

Sementara di Bukittinggi, seorang balita tewas dianiaya ayah kandung, ibu tiri dan tante tirinya.

Tetangga bahkan pernah mendengar teriakan minta ampun balita tersebut.

Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi perhatian pembaca Kompas.com:

Tak hanya membubarkan, polisi juga menyemprot tamu-tamu yang hadir dengan disinfektan.

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Kami tutup jalan, kami lakukan penyemprotan, tamu-tamunya kami semprot, busnya juga kami semprot, semua barang disemprot. Setelah keluar, tamu diperiksa suhu badannya, alhamdulillah sehat semua," ujar Kapolresta Banyumas Kombes Whisnu Caraka.

Setelah itu para tamu dicek suhu tubuhnya dan diminta pulang.

Tak hanya warga lokal, acara tersebut juga dihadiri ratusan orang dari Wonogiri.

"Tadi ada laporan dari warga, ada hajatan dihadiri rombongan empat bus, jumlahnya sekitar 200 orang. Kami datangi, komunikasi dengan pihak keluarga memberikan edukasi," kata dia.

Konsumsi yang dipesan untuk 50.000 tamu undangan pun dibagikan ke pesantren, panti jompo serta dibagikan bagi yatim piatu.

"Total ada 50.000 undangan yang tersebar, itu di luar keluarga besar. Jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya. Ini untuk masyarakat Samarinda. Insya Allah ini akan ada hikmahnya," ujar Barkati.

Keputusan tersebut diapresiasi oleh Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang.

"Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Pak Barkati sekeluarga, untuk memutuskan menunda sementara sampai menunggu situasi membaik," ujar dia.

Balita malang tersebut tewas usai mengalami pendarahan otak.

Polisi menangkap tiga pelaku yakni ayah kandungnya berinisial H, ibu tirinya RR dan RY yang merupakan tante tiri balita itu.

Sang balita tinggal bersama mereka lantaran orangtuanya sudah berpisah.

Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Chairul Amri mengemukakan, penganiayaan diterima balita tersebut sejak tiga bulan terakhir.

Bahkan tetangga pernah mendengar teriakan minta ampun.

"Tetangga sampai mendengar korban minta ampun," kata dia, dilansir Antara.

Ironisnya, penganiayaan disebabkan karena hal sepele seperti karena mengompol.

Balita tersebut diduga dipukuli pipa paralon dan mengalami luka di kepala.

Ibu kandung yang curiga dengan luka anaknya, kemudian melapor ke polisi.

Namun malang, nyawa balita tersebut tak tertolong.

Hal tersebut disebabkan lantaran mereka kekurangan APD berstandar.

"Kami memang kekurangan APD seperti pakaian pelindung, masker, disinfektan dan lainnya. Beberapa di antaranya yang digunakan saat ini hanya dibuat sendiri oleh tim medis," kata Direktur RSUD Lakipadada Tana Toraja dr Safari D Mangopo.

APD tersebut misalnya masker dari kain, mantel hujan dari plastik, sepatu boots dan pelindung wajah dari karet tebal.

Selain itu, mereka juga kesulitan mendapatkan cairan disinfektan.

Padahal RSUD Lakipadada Tana Toraja mmenjadi rumah sakit rujukan penanganan kasus corona di Sulawesi Selatan.

Jumlah pasien positif corona di Jawa Tengah bertambah dua kasus.

Sehingga saat ini jumlahnya mencapai 14 kasus, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 3 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengemukakan, dua pasien positif itu kini dirawat di RSUD Margono Banyumas dan RSUD Kraton Pekalongan.

Mereka tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

"Hanya saja yang Pekalongan ada keluarganya yang punya riwayat perjalanan ke luar negeri. Kedua pasien itu berjenis kelamin lelaki dewasa," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Riska Farasonalia, Fadlan Mukhtar Zain, Amran Amir | Editor: David Oliver Purba, Farid Assifa, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/23/06300051/-populer-nusantara-tamu-kondangan-disemprot-disinfektan-teriakan-minta-ampun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke