Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sukabumi Belum Ada Warga Positif Corona, 9 Warga PDP Corona, 27 ODP Corona

Kompas.com - 18/03/2020, 18:45 WIB
Budiyanto ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Juru bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Harun Al-Rasyid mengatakan hingga Rabu (18/3/2020) pukul 12:00 Wib sebanyak 36 warga terkait virus corona.

Dari 36 warga Kabupaten Sukabumi tersebut meliputi sebanyak 9 warga masuk status pasien dalam pengawasan (PDP) dan 27 warga masuk status orang dalam pemantauan (ODP).

''Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada yang positif Covid-19. Dan kita semua berharap tidak ada yang positif,'' ungkap Harun dalam konferensi pers di Gedung Pendopo Sukabumi, Rabu (18/3/2020) sore.

Baca juga: Satu Balita di Sukabumi Masuk Dalam Pengawasan Terkait Virus Corona

Menurut Harun sembilan warga yang berstatus PDP corona tersebut sebanyak 6 orang ditangani di RSUD Sekarwangi, Cibadak dan 1 orang di Rumah Sakit Bhakti Medicare serta 2 orang di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi.

''Kondisi enam pasien yang ditangani di RSUD Sekarwangi sudah menunjukkan keadaan umum membaik. Sementara yang lain masih observasi,'' ujar Harun yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi.

Baca juga: Ruang Publik di Kota Sukabumi Mulai Disemprot Disinfektan

Satu balita PDP corona

Harun membenarkan dari sembilan PDP corona ada seorang anak berusia bawah lima tahun (Balita) yang sedang ditangani.

Dia menjelaskan untuk kasus anak ini penularannya tidak dipengaruhi orangtua, atau pernah kontak dengan siapa atau riwayat perjalanan pernah pergi ke daerah mana.

''Karena sekarang, Covid-19 sudah dinyatakan pandemi. Jadi otomatis dari mana pun kapanpun siapapun bisa kena Covid-19,'' jelas dia.

Baca juga: Warga Sukabumi Masih Ada yang Suka BAB Sembarangan

''Dalam penanganan Covid-19 ini tenaga media siap melaksanakan tugas selama 24 jam,'' sambung Harun.

Dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona ini, Harun mengimbau seluruh warga di antaranya untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

''Mengatur pola makan yang baik untuk mempertahankan daya tahan tubuh

dan istirahat yang cukup,'' imbau Harun.

Baca juga: Menantu Positif Virus Corona di Dubai, Pasangan Suami Istri di Sukabumi Diisolasi

 

Beda ODP, PDP dan Suspect Corona

Agar tidak bingung dan salah sangka, berikut ini perbedaan antara ODP, PDP, dan suspect virus corona.

ODP adalah singkatan dari orang dalam pemantauan. Seseorang dikatakan masuk dalam kategori ODP apabila ia sempat bepergian ke negara lain yang merupakan pusat penyebaran virus corona.

Anda juga akan masuk sebagai ODP apabila pernah berkontak langsung dengan pasien yang positif corona. Orang yang masuk dalam kelompok ini adalah mereka yang belum menunjukkan gejala sakit. 

Baca juga: Sering Muncul di Berita, Apa Beda ODP, PDP, dan Suspect Virus Corona?

PDP adalah singkatan dari pasien dalam pengawasan. Artinya, orang yang masuk ke dalam kategori ini sudah dirawat oleh tenaga kesehatan (menjadi pasien) dan menunjukkan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas. •

Suspect corona adalah orang yang diduga kuat terjangkit infeksi Covid-19, dengan menunjukkan gejala virus corona dan pernah melakukan kontak dekat dengan pasien positif corona.

Pasien yang masuk dalam kategori ini akan diperiksa menggunakan dua metode, yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Genome Sequencing.

Pemeriksaan ini akan dilakukan untuk melihat status infeksi corona di tubuh suspect tersebut: positif atau negatif.

Baca juga: Pasien PDP di Lampung Positif Corona, Pernah Ikut Seminar Jemaat di Bogor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com