KOMPAS.com - Sejumlah kepala daerah di Indonesia bertindak cepat untuk meredam wabah corona.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyediakan tujuh rumah sakit untuk tes corona secara gratis. Hal serupa juga dilakukan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyarkarta menjelaskan, kondisi Kota Yogyakarta masih kondusif.
Dirinya pun mengimbau warga untuk jalani pola hidup sehat, antara lain rajin mencuci tangan dan muka dengan sabun.
Berikut ini langkap sejumlah daerah lawan wabah corona:
Untuk mengantisipasi wabah corona, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil langsung memerintahkan jajarannya untuk menelusuri peserta dua kegiatan yang berpotensi jadi penyebaran virus corona.
Pertama seminar di Bogor yang diduga punya kaitan dengan pasien positif corona asal Jawa Tengah yang meninggal dunia.
"Pertama, seminar di Kabupaten Bogor itu sudah dilacak pergerakan peserta seminarnya. Menurut informasi, ada dugaan yang meningal di Solo itu pernah berseminar beberapa hari sebelumnya di Sentul," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil dalam konferensi pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu (15/3/2020).
Kedua, peserta kegiatan tabligh akbar yang melibatkan ratusan warga Indonesia di Petaling Jaya, Malaysia.
"Berikutnya ada tabligh akbar di Petaling Jaya di Malaysia. Itu ada dugaan peserta yang datang dari Jabar. Sehingga kalau ditemukan pola yang dicurigai, kami akan lakukan proaktif tes," ujar Emil.
Baca juga: Ridwan Kamil Lacak Peserta Seminar di Bogor dan Tabligh Akbar di Malaysia
Langkah antisipasi juga dilakukan Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Salah satunya mengeluarkan surat edaran keputusan untuk menutup semua kegiatan Posyandu di seluruh perkampungan di Tasikmalaya.
Keputusan ini menyikapi penyebaran wabah virus corona yang terus menyebar secara nasional dan terus bertambahnya pasien yang positif Covid-19 di Indonesia.
"Kami meminta kepada seluruh masyarakat untuk memeriksakan diri langsung ke Puskesmas wilayah terdekat," kata Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman saat rapat darurat pencegahan wabah Corona, Minggu (15/3/2020) malam.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Tutup Posyandu untuk Cegah Virus Corona
Bagi warganya yang merasakan gejala batuk, pilek, demam, dan sesak napas, Risma memintanya untuk segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
Selain itu, pihaknya menegaskan untuk pemeriksaan hingga pengobatan bagi penderita virus corona gratis.
Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir dengan biaya tersebut. Sebab, seluruh biaya bagi penderita corona akan ditanggung oleh Pemkot.
"Kalau diri kita merasa sudah tidak enak, sebaiknya memeriksakan diri. Di awal sudah saya sampaikan, kita memfasilitasi secara gratis untuk penderita," kata Risma di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Minggu (5/3/2020).
Baca juga: Pastikan Tes Corona Gratis, Risma Imbau Warga yang Demam dan Sesak Napas Memeriksakan Diri
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan, ada tujuh rumah sakit untuk screening identifikasi corona bagi masyarakat.
“Jadi kalau anda barusan bepergian ke luar negeri atau ke daerah yang ada pasien corona positif kemudian mengalami pilek, demam, batuk ya periksa saja. Biaya kami tanggung, gratis,” ujarnya.
Berikut ini daftar tujuh rumah sakit yang menjadi rujukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk tes corona:
1. RSUD Dr Moewardi Surakarta
2. RSUD Dr Margono Soekarjo Purwokerto
3. RSUD Kelet Jepara
4. RSJD Surakarta
5. RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang
6. RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten
7. RSUD Tugurejo Semarang
Baca juga: Ini 7 Rumah Sakit di Jateng untuk Tes Corona, Ganjar: Tak Ada Biaya
Sri Sultan HB X menyampaikan, meski belum perlu dinyatakan KLB, namun tetap dilakukan penanganan agar pasien yang diyatakan positif Covid -19 bisa segera sembuh.
Selain itu, juga dilakukan upaya pencegahan untuk menjaga masyarakat DIY tidak terkena Covid -19.
"Di samping kami ingin mengerakan masyarakat untuk menjadi kekuatan, karena dari pengalaman tahun 2006 (Gempa Jogja) dan 2010 (Erupsi Merapi) itu kebersamaan dengan masyarakat selalu sukses. Sehingga, harapan saya bagimana kita memerangi Corona ini menggerakan masyarakat untuk hidup sehat," kata dia.
Baca juga: Kondisi Masih Kondusif, Yogyakarta Belum Dinyatakan KLB Corona
Sejumlah langkah antisipasi juga telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura.
Salah satu upaya pencegahan adalah dengan meniadakan sementara aturan mengisi daftar kehadiran secara digital melalui mesin fingerprint untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jayapura.
"Pemkot berdasarkan Perpres nomor 7 yang telah dikeluarkan, maka langkah konkret yang kita ambil, pertama, saya imbau kepada ASN menjaga kondisi tubuh mereka dengan mengonsumsi makan yang bervitamin. Juga tidak bersalaman, cipaka-cipiki, serta absen digital saya tiadakan sampai 31 Maret," ujar Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano, di Jayapura, Senin (16/3/2020).
Baca juga: Antisipasi Corona, Pemkot Jayapura Tiadakan Penggunaan Fingerprint untuk Isi Kehadiran
Menurut Edy, Pemprov Sumatera Utara menggalakan masyarakat untuk menggunakan fasilitas quick response code Indonesia standard (QRIS) yang diluncurkan Bank Indonesia (BI).
Langkah ini dinilai sebagai satu dari sekian banyak upaya antisipasi penularan virus corona dan kuman dari uang tuna.
“Silakan belajar bagaimana menggunakan layanan QRIS,” kata Edy saat menghadiri puncak pekan QRIS Nasional 2020 di Lapangan Benteng Medan, Minggu (15/3/2020).
Baca juga: Cegah Virus Corona, Gubernur Sumut Kampanyekan Transaksi Non-Tunai
(Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi, Kontributor Medan, Mei Leandha | Editor: Abba Gabrillin, David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.