PALEMBANG, KOMPAS.com - Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia menyiapkan sebanyak 700 sumur bor serta 150 sekat kanal untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga menyebabkan bencana kabut asap.
Sumur bor dan sekat kanal tersebut dibangun di lima wilayah titik rawan karhutla serta lahan gambut yakni Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Musi Rawas Utara (Muratara), Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI).
Kasubpokja Sumatera Selatan dari BRG-RI, Dr Onesimus Patiung mengatakan, apada tahun ini musim kemarau diperkirakan akan berlangsung panjang.
Selain itu, pada 2019 lalu, Sumatera Selatan mengalami bencana karhutla yang mengakibatkan kondisi udara di kota Palembang berada di level berbahaya.
"Sumur bor dan kanal ini menjadi langkah bagi pencegahan karhutla mengingat saat terjadi kebakaran tim di lapangan akan kesulitan mencari air. Kita targetkan tahun ini membangun 700 sumur bor dan 150 sekat kanal,"kata Onesimus, di Palembang, Senin (9/3/2020).
Baca juga: KLHK Kirim Satu Helikopter ke Riau Padamkan Karhutla
Onesimus menjelaskan, anggaran pembangunan sumur bor dan sekat kanal tersebut sebesar Rp 31 miliar dengan menggunakan dana APBN.
Meskipun pencegahan dini telah dilakukan, ia berharap dukungan semua pihak terutama pemerintah setempat untuk menghadapi bencana tahunan tersebut.
"Ada wilayah gambut di dalam konsesi perkebunan, pihak perkebunan juga diminta untuk melakukan tindakan pencegahan," ujarnya.
Baca juga: Jokowi: Kalau Ada Karhutla, Tak Bisa Copot Wali Kota, Bupati, dan Gubernur
Sementara itu, Polda Sumatera Selatan juga akan membentuk pos komando bersama jajaran Forkopimda untuk menghadapi bencana karhutla.
"Gambut akan sulit dijangkau jika terbakar, kita mengupayakan pencegahan di awal untuk mengantisipasi hal itu" kata Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Rudi Setiawan.
Baca juga: Riau Bakal Hadapi Kemarau Panjang, TNI Gunakan Alat Canggih Atasi Karhutla
Menurut Rudi, Kapolri dan Panglima TNI juga telah mengeluarkan aplikasi khusus untuk memantau Kebakaran Hutan lahan dan Kebun (Karhutbunla) bernama 'Lancang Kuning'.
Aplikasi tersebut, juga akan memantau wilayah yang terbakar, kondisi angin dan data personel.
"Dari aplikasi itu juga masyarakat bisa melaporkan kejadian Karhutla melalui aplikasi Lancang Kuning melaporkan kalau ada pembakaran hutan," jelasnya.
Baca juga: 61 Orang di Sumsel Masuk Dalam Pantauan, 40 Dinyatakan Negatif Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.