Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2020, 22:55 WIB
Yamin Abdul Hasan,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

TERNATE, KOMPAS.com - Masyarakat Ternate digegerkan fenomena perubahan warna air laut dan kematian ikan secara massal.

Sejumlah biota laut seperti ikan, gurita, dan cumi, mati mendadak di Perairan Ternate sejak Selasa (25/2/2020) malam.

Hingga Rabu (26/2/2020) sore, puluhan ikan masih ditemukan terdampar di Perairan Falajawa, Kota Ternate.

Baca juga: Harimau Sumatera Diduga Mangsa Sapi Warga, Kamera BBKSDA Hanya Temukan Babi Hutan

Fenomena yang sama juga terjadi sehari sebelumnya di sejumlah perairan di Kecamatan Makian, Kabupaten Halmahera Selatan.

Warga Desa Suma, Desa Sangapati, dan Desa Ploli menemukan banyak ikan terdampar di pantai. Selain itu, air laut di perairan tiga desa itu juga berubah menjadi kecoklatan.

Akibat fenomena itu, warga tiga desa itu ketakutan mengonsumsi ikan.

Salah satu warga Kota Ternate, Ismail mengatakan, ikan yang mati di Perairan Falajawa didominasi jenis ikan dasar. Gurita dan cumi-cumi juga ditemukan mati terdampar di pantai.

Kondisi menyebabkan Pantai Falajawa mengeluarkan bau tak sedap.

“Kejadian itu saya lihat memang ikan mati, dan banyak dari ikan dasar. Warna airnya terlihat coklat dan keruh, tidak jenih lah. Dan pas kejadian itu juga memang pas air surut,” kata Ismail, Rabu (26/02/2020).

Sementara, akademisi Fakultas Perikanan Universitas Khairun Ternate, Adityawan Achmad mengaku, tak tahu pasti penyebab perubahan air laut dan kematian ikan itu.

Namun dugaan sementara, itu dikarenakan proses upwelling atau perbedaan massa air laut.

Air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya.

Baca juga: PGRI Ajukan Penangguhan Penahanan Guru Tersangka Tragedi Susur Sungai Sempor

Kondisi itu, katanya, menyebabkan zat hara yang mengandung unsur kimia di dasar laut naik ke permukaan hingga menneyabkan terjadinya perubahan warna air laut.

“Kenapa di Pulau Makian karena disitu dulunya ada aktivitas gunung merapi Kie Besi. Lava letusan saat itu mungkin ada yang ke laut dan sudah mengendap, dengan adanya upwelling tadi terangkat kembali,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com