Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Loncat ke Sungai, Kodir 2,5 Jam Berjibaku Selamatkan Siswa yang Hanyut Saat Susur Sungai Sempor

Kompas.com - 24/02/2020, 19:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sudarwanto alias Kodir (37), warga Dusun Kembangarum, Desa Donokerto, Kecamatan Turi menyelamatkan puluhan siswa SMPN 1 Turi yang hanyur saat susur Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).

Saat kejadian dia akan memancing di Sungai Sempor yang tak jauh dari rumahnya bersama sang adik, Tri Nugroho.

Kodir dan adiknya keluar rumah sekitar pukul 15.00 WIB setelah hujan sedikit reda

Baca juga: Ditinggal Briefing Pencarian Korban Susur Sungai Sempor, Motor Relawan Hilang

Saat berada di lokasi, Kodir mendengar suara minta tolong dari arah Sungai Sempor. Ia pun bergegas menuruni tebing yang cukup terjal menuju sungai.

Tak disangka, ada banyak siswa mengenakan seragam pramuka hanyut dan berpegangan pada batu-batu di tengah sungai.

Mereka panik dan menangis berteriak meminta tolong. Tak hanya itu, ada beberapa siswa di pinggir sungai terlihat lemas dan butuh bantuan.

Baca juga: 6 Siswa SMPN 1 Turi Peserta Susur Sungai Alami Gejala Psikologis

Hapal kondisi Sungai Sempor

Petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMP N 1 Turi yang tenggelam di Kali Sempor, Pandowoharjo, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020). Saat ini tim gabungan berhasil menemukan sebanyak sembilan korban meninggal dunia yang hanyut terbawa arus aliran Sungai Sempor saat melakukan susur sungai pada Jumat (21/2/2020), sementara satu orang belum terkonfirmasi.ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO Petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMP N 1 Turi yang tenggelam di Kali Sempor, Pandowoharjo, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020). Saat ini tim gabungan berhasil menemukan sebanyak sembilan korban meninggal dunia yang hanyut terbawa arus aliran Sungai Sempor saat melakukan susur sungai pada Jumat (21/2/2020), sementara satu orang belum terkonfirmasi.
Saat melihat para siswa yang lemas di sisi selatan, Kodir langsung lari dan melompati sungai untuk menyelamatkan mereka.

Ia mengaku hapal karakteristik Sungai Sempor karena sejak kecil ia sering memancing di lokasi tersebut.

Saat kejadian, arus sungai cukup deras dan hujan turun di lokasi. Kodir menyebut kedalaman sungai di lokasi sekitar 1 meter sampai 1,5 meter.

Setelah berhasil mencapi lokasi siswa, ia pun menggendong dan menyeberangkan para siswa,

"Saya renang ya berat karena arusnya deras. Satu-satu saya gendong terus bawa ke pinggir," ungkapnya.

Baca juga: 6 Siswa SMPN 1 Turi Peserta Susur Sungai Alami Gejala Psikologis

Setelah mengevakusi siswa di selatan, Kodir beralih ke bagian utara.

Ia kembali berenang menolong anak-anak yang terjebak di tengah sungai. Kodir lima kali berpindah titik untuk menyelamatkan puluhan siswa.

"Ada lima titik. Saya menolong anak-anak di titik ini terus pindah titik menolong lagi," katanya.

Baca juga: Kisah Heroik Kodir Lompat ke Sungai Selamatkan Siswa SMPN 1 Turi Saat Susur Sungai

Kodir setidaknya menolong puluhan siswa SMP Negeri 1 Turi yang hanyut terkena banjir saat susur Sungai Sempor.

"Saya tidak menghitung pokoknya menolong, 10 anak lebih," ujarnya.

Kodir tak sendiri. Ia dibantu adiknya dan warga sekitar untuk menyelamatkan siswa SMPN 1 Turi yang terhanyut di Sungai Sempor.

Baca juga: Tragedi Susur Sungai, PB PGRI Akan Beri Dampingan Guru yang Jadi Tersangka

2,5 jam berjibaku selamatkan siswa

Petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMP N 1 Turi yang tenggelam di Kali Sempor, Pandowoharjo, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020). Saat ini tim gabungan berhasil menemukan sebanyak sembilan korban meninggal dunia yang hanyut terbawa arus aliran Sungai Sempor saat melakukan susur sungai pada Jumat (21/2/2020), sementara satu orang belum terkonfirmasi.ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO Petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMP N 1 Turi yang tenggelam di Kali Sempor, Pandowoharjo, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020). Saat ini tim gabungan berhasil menemukan sebanyak sembilan korban meninggal dunia yang hanyut terbawa arus aliran Sungai Sempor saat melakukan susur sungai pada Jumat (21/2/2020), sementara satu orang belum terkonfirmasi.
Pria yang sehari-hari sebagai petani ini mengaku spontan melompat ke sungai bukan tanpa pertimbangan.

Ia mengaku sudah mengenal karakteritik Sungai Sempor karena ia sering memancing di lokasi itu sejak kecil.

"Dari kecil saya main di sungai, mancing. Jadi saya tahu kedalamannya berapa, arusnya seperti apa," ujarnya.

Ia berjibaku menyelamatkan para siswa selama 2,5 jam mulai jam 15.00 WIB hingga 17.30 WIB.

Baca juga: Kisah Haru di Balik Tragedi Susur Sungai Sempor, Duka Suraji Putrinya Jadi Korban hingga Tangis di Ultah ke-13

"Dari jam 3 sore lebih, sampai jam setengah enam sore saya baru selesai," jelasnya.

Kodir juga tidak merasa ragu melompat karena ia melihat anak-anak membutuhkan pertolongan. Kodir mengaku senang bisa menyelamatkan puluhan anak.

Namun ia juga sedih karena tidak semua anak bisa diselamatkan.

"Ya senang bisa menyelamatkan, tapi ya ada rasa sedih karena ada yang tidak selamat," ungkapnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wijaya Kusuma | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com