Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2020, 14:34 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Polwan ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti turun langsung menangani proses autopsi jasad Yusuf Achmad Ghazali di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (18/2/2020).

Hastry merupakan Polwan pertama yang mendapat gelar doktor pada September 2016 di Universitas Airlangga, Surabaya. 

"Dr Hastry SpF, Polwan Ahli Forensik pertama di Asia akan lakukan otopsi pada balita Yusuf," seperti dirilis Polda Kaltim.

Hastry mendapat gelar doktor ahli forensik setelah meneliti variasi genetika lima populasi di Indonesia, Batak, Jawa, Dayak, Toraja dan Trunyan (Bali).

Baca juga: Otopsi Selesai, Tim Forensik Bawa Tulang Leher Balita Tanpa Kepala di Samarinda

Sejumlah kasus besar pernah ditangani seperti Kasus bom Bali I dan II (2002 & 2005), bom Kedubes Australia (2004), JW Marriott Kuningan (2009), kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak (2012), Malaysia Airlines MH-17 di Rusia (2014), hingga Air Asia QZ8501 yang jatuh di dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (2015).

Dia pernah diundang ke Belanda untuk membantu proses identifikasi kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina beberapa waktu lalu.

“Awalnya saya memang dihubungi oleh salah satu anggota dari TRC PPA Kaltim sebagai perwakilan dari keluarga korban melalui DM Instagram. Ketika itu saya diminta apakah bersedia untuk membantu proses otopsi adek Yusuf, saat itu saya katakan jika ada perintah resmi tentunya saya akan bantu,” ungkap Hastry sebagai dimuat dalam rilis Polda Kaltim.

Baca juga: Makam Balita Tanpa Kepala di Samarinda Dibongkar, Orangtua Harap Hasilnya Dibuka Terang Benderang

Komunikasi melalui DM Instagram itu berujung pada surat resmi.

“Saya pikir permintaan itu tidak serius tapi ternyata tiba-tiba saya terima perintah dari atasan untuk melakukan otopsi di sana,” ujarnya lagi.

Pembongkaran makam Yusuf Achmad Ghazali berlokasi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim, Jalan Damanhuri, Samarinda, Kaltim, Selasa (18/2/2020).KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON Pembongkaran makam Yusuf Achmad Ghazali berlokasi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim, Jalan Damanhuri, Samarinda, Kaltim, Selasa (18/2/2020).

Humas Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Ratnasari membenarkan pengakuan itu saat dikonfirmasi Kompas.com.

Ratna mengaku awalnya dia hanya ingin berkonsultasi dengan dokter forensik Hastry dengan mengirim kronologis dan beberapa foto jasad Yusuf melalui pesan singkat Instagram pada awal Februari 2020.

Pesan singkat tersebut ternyata direspons oleh Hastry. Saat itu, Ratna langsung memintakan nomor ponsel Hastry dan mengirim sejumlah dokumentasi jasad Yusuf.

Saat itu, Hastry meminta agar segera TRC PPA melayangkan surat resmi.

"Kami langsung kirim surat ke Mabes Polri dengan tembusan ke beberapa pihak termasuk Polda Kaltim, Polresta Samarinda hingga lainnya," terang dia.

Selang sepekan kemudian setelah surat masuk, Hastry mendapat surat tugas dari atasannya untuk mengotopsi jasad Yusuf Achmad Ghazali di Samarinda.

Baca juga: Ingin Ungkap Sebab Kematian, Orangtua Balita Tanpa Kepala Datangi Mabes Polri dan Hotman Paris

Hingga akhirnya, Hastry tiba di Samarinda Senin (17/2/2020) sore dan melakukan otopsi, Selasa (18/2/2020) pagi.

Hastry membawa potongan tulang leher Yusuf ke laboratorium forensik Mabes Polri untuk diidentifikasi lebih lanjut. Proses otopsi berjalan lancar kurang lebih dua jam sejak pukul 09.00 WITA hingga 11.00 WITA.

Diketahui, Yusuf hilang saat dititipkan di PAUD Jannatul Athfaal Jalan Wahab Syahranie, Jumat (22/11/2019).

Dua pekan kemudian, Minggu (8/12/2019) Yusuf ditemukan tewas tanpa kepala dan hilang beberapa organ tubuh dilokasi terpisah dalam parit sejauh empat kilometer dari titik hilang.

Banyak spekulasi menyebut Yusuf adalah korban kekerasan bahkan indikasi penjualan organ tubuh.

Namun, minimnya alat bukti menyulitkan polisi mengungkap kasus ini. Hingga kini penyebab kematian Yusuf belum terungkap.

Upaya otopsi ini bertujuan mengungkap penyebab dibalik kematian Yusuf.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com