Yusuf, sapaan akrabnya, mengaku bahwa saat pertama kali mendengar adanya isu virus corona, ia menganggap hal yang biasa-biasa saja.
Namun, selama beberapa hari kemudian, wilayah Wuhan menjadi sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, kabar mengenai virus corona cepat sekali menyebar ke masyarakat melalui media sosial.
Terlebih lagi, kabar isu virus corona itu bertepatan dengan musim dingin pertama dan menjelang perayaan Imlek.
Bahkan, setiap tempat harus disterilkan dan setiap mahasiswa diwajibkan mengenakan masker jenis N95 selama 24 jam yang tersedia di setiap universitas di Wuhan.
Tak pelak, saat itu juga ia takut dan waswas dengan isu virus corona yang ternyata bisa menjangkiti siapa saja.
Baca juga: Satu warga Tasikmalaya Usai Dikarantina di Natuna, Kades Sebut Anugerah Besar Bisa Selamat
Kini, Yusuf merasa lega karena semua kekhawatiran dan ketakutannya itu hilang berkat bantuan dari KBRI untuk memulangkan semua mahasiswa.
"Informasi pertama tersebar melalui media sosial dan beberapa hari kemudian setiap universitas itu memberi danger notification bahwasanya dilarang keluar rumah dan asrama, dan Wuhan di-lockdown untuk semuanya," bebernya.
"Ketika daerah Wuhan di-lockdown, kami semua waswas dan ingin sekali pulang dan secara jasmani sehat saat itu. Keinginan untuk pulang sangat kuat, apalagi keadaan memang cukup sangat mengkhawatirkan di sana," sambung dia.
Baca juga: Cerita Ulus, Warga Tasikmalaya: Ingin Kembali Bekerja ke China Setelah Lolos Karantina Natuna