Salin Artikel

Kisah Yusuf Pulang dari Wuhan lalu Masuk Karantina Natuna, Takut dan Waswas Saat Wabah Corona Merebak

Di dalam surat itu, Yusuf dinyatakan sehat dan tidak ditemukan gejala atau tanda infeksi virus corona setelah menjalani observasi selama 14 hari di Natuna.

Ia bersama dua rekannya dari Bogor sempat dievakuasi oleh Pemerintah Indonesia dari China ke Natuna beberapa hari lalu.

Yusuf adalah salah satu mahasiswa yang menerima beasiswa untuk menjalani studi di universitas Central China Normal University (CCNU), Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Anak kedua dari empat bersaudara ini pun telah mengikuti program bahasa Mandarin selama enam bulan sebagai syarat kuliah.

Ia pun mengambil kuliah di jurusan Trading Internasional.


di Natuna

"Tentu sangat senang bisa kembali ke rumah dan ke negara saya hingga akhirnya bisa bertemu sama bapak dan ibu," kata Yusuf saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (16/2/2020).

Dia juga mengaku sangat berterima kasih atas apa yang diberikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) kepada dia dan rekan-rekan lainnya.

Sebab, kata dia, selama berada di sana, semua fasilitas selalu terpenuhi dan sangat diperhatikan, mulai dari kebersihan hingga kesehatannya.

Bahkan semua bahan-bahan pokok berupa makanan, peralatan mandi, uang saku, dan masker telah tersedia.

"Dan hari berikutnya ditambah fasilitas olahraga, bola sampai karaoke pun ada. Saya sangat berterima kasih selama ini KBRI sangat baik dan semuanya terfasilitasi," ujarnya.

Namun, selama beberapa hari kemudian, wilayah Wuhan menjadi sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, kabar mengenai virus corona cepat sekali menyebar ke masyarakat melalui media sosial.

Terlebih lagi, kabar isu virus corona itu bertepatan dengan musim dingin pertama dan menjelang perayaan Imlek.

Bahkan, setiap tempat harus disterilkan dan setiap mahasiswa diwajibkan mengenakan masker jenis N95 selama 24 jam yang tersedia di setiap universitas di Wuhan.

Tak pelak, saat itu juga ia takut dan waswas dengan isu virus corona yang ternyata bisa menjangkiti siapa saja.

Kini, Yusuf merasa lega karena semua kekhawatiran dan ketakutannya itu hilang berkat bantuan dari KBRI untuk memulangkan semua mahasiswa.

"Informasi pertama tersebar melalui media sosial dan beberapa hari kemudian setiap universitas itu memberi danger notification bahwasanya dilarang keluar rumah dan asrama, dan Wuhan di-lockdown untuk semuanya," bebernya.

"Ketika daerah Wuhan di-lockdown, kami semua waswas dan ingin sekali pulang dan secara jasmani sehat saat itu. Keinginan untuk pulang sangat kuat, apalagi keadaan memang cukup sangat mengkhawatirkan di sana," sambung dia.

"Kalau orang jatuh dan kejang-kejang saya belum pernah, apakah akibat virus itu atau bukan, intinya sangat berbahaya dan pada intinya di sana dibatasi untuk keluar belanja. Kalau di asrama itu memang ada orang China juga, tetapi warga China itu pulang ke rumah karena bertepatan dengan Imlek," terangnya.

Secara terpisah, kedua orang tua Yusuf, ayah Cik Anang dan ibu Aprilya, mengaku bersyukur dan sangat bahagia setelah melihat putranya itu kembali pulang ke rumah.

"Saya berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan khusus anak saya dan dari Wuhan dan teman yang lainnya. Alhamdulillah senang sekali, selama proses pemulangan ini kami akhirnya bisa kembali melihat anak saya yang selama ini kami sangat khawatir," ungkap Aprilya.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/17/06061811/kisah-yusuf-pulang-dari-wuhan-lalu-masuk-karantina-natuna-takut-dan-waswas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke