Nurul mengatakan, masker dari Indonesia tergolong paling diburu oleh warga Hong Kong karena termasuk negara yang belum terpapar virus corona.
Hanya saja, langkah tersebut tak semudah yang dibayangkan. Tiba-tiba saja persediaan masker di Indonesia sulit didapat karena sudah diborong.
“Perusahan masker mengaku sudah diborong tanpa bisa memberikan penjelasan siapa yang memborong,” katanya.
Selain sulit didapat, harga masker juga melambung tinggi.
Nurul menyebutkan, satu kotak yang berisi 50 masker yang biasanya dijual Rp 30.000, saat ini melambung sampai Rp 50.000.
Tingginya permintaan masker di Indonesia, diduga membuat sejumlah perusahaan masker tidak mau mengirimkan pesanan para buruh migran.
Hambatan untuk mendapatkan masker dari Indonesia, tidak hanya masalah ketersediaan. Perusahaan ekspedisi juga masih belum mau mengirimkan barang ke Hong Kong.
“Sudah dapat tetapi kami ditolak beberapa ekspedisi yang kami kenal dengan alasan overload. Dan penolakan itu tidak langsung karena sebelumnya mereka sanggup memberangkatkan kalau untuk donasi,” jelasnya.