Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Rusmiati, Anak Balitanya Tewas karena Gigitan Ular Weling, Dikira Tidur Ternyata Koma

Kompas.com - 14/02/2020, 11:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Rusmiati (24), warga Cirebon, Jawa Barat tak menyangka, Jumat (7/2/2020) malam menjadi awal petaka bagi keluarga kecilnya.

Gigitan ular di tumit anak balitanya yang bernama Adila (4) berujung perpisahan Rusmiati dengan Adila, selama-lamanya.

Rusmiati mengisahkan, saat itu putrinya tengah tidur bersamanya dan suaminya, Mukmin (27), Jumat (7/2/2020).

Mereka tidur tanpa dipan di lantai semen dan tanah

Tiba-tiba sekitar pukul 23.30 WIB, Adila menangis. Seketika itu pula Rusmiati dan suaminya terbangun.

Baca juga: Bocah 4 Tahun di Cirebon Digigit Ular Weling Saat Tidur

Gigitan dan darah di tumit

Ular welingPIXABAY Ular weling
Saat diperiksa, Rusmiati mendapati ada seekor ular weling hitam menempel di betis Adila.

Sedangkan di bagian tumit anaknya, terdapat bekas gigitan dan darah.

"Saya enggak tahu dia digigit atau tidak. Saya tidurkan lagi, tetapi dia merintih kesakitan. Setelah diperiksa, tumitnya ada bekas gigitan, ada darahnya," kata Rusmiati.

Sementara, Adila terus-menerus merintih kesakitan.

Baca juga: Peneliti Unpad: Jawa Barat Darurat Gigitan Ular, dari King Kobra hingga Ular Weling

Diikat kaki dan disedot lukanya

Ular welingPIXABAY Ular weling
Lantaran tak mengerti apa yang harus dilakukan, Rusmiati kemudian mengikat kaki Adila.

"Saya enggak tahu penanganannya, cuma diikat kakinya dan disedot lukanya," katanya.

Namun, langkah yang dilakukannya itu tak membuat Adila berhenti menangis.

Rusmiati dan suaminya pun membawa Adila ke Rumah Sakit Putera Gunung Jati.

Di tempat itu, Adila sempat muntah-muntah dan sesak napas.

Baca juga: Satpam Tewas Digigit Ular Weling, Isap Darah adalah Kesalahan Besar

Dikira tidur, ternyata sudah koma

Ilustrasi rumah sakitWavebreakmedia Ilustrasi rumah sakit
Adila kemudian dirujuk ke RSUD Gunung Jati untuk penanganan lanjutan.

Namun dalam perjalanan, Rusmiati sudah tak bisa berkomunikasi dengan anaknya.

"Dikira saya di jalan itu (Adila) tidur, nyampe IGD tidak sadarkan diri, napasnya sudah enggak normal," ujar dia, seperti dilansir dari Kompas TV.

Betapa terpukulnya ia, Adila dinyatakan koma sesaat setelah dibawa ke rumah sakit tersebut.

"Jam 6 pagi (Sabtu, 8 Januari) dinyatakan koma, sudah enggak ada reaksi apa-apa," papar Rusmiati dengan mata berkaca-kaca.

Baca juga: Hati-hati bila Melihat Ular Weling, Belum Ada Anti Bisanya jika Digigit

Bisa menjalar ke bagian saraf

Ular welingPIXABAY Ular weling
Adila menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Gunung Jati sejak Sabtu (8/2/2020) hingga Rabu (12/2/2020).

Selama lima hari, Rusmiati hanya bisa melihat putrinya terbaring koma.

Tak ada sepatah kata pun terucap dari mulut putri yang dicintainya.

Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSD Gunung Jati Kota Cirebon Siti Maria menjelaskan, bisa ular weling sudah masuk dan menjalar ke bagian saraf dan sel darah.

"Sebagian sel darah sudah pecah dan trombositnya terus menurun," katanya.

Sebanyak sepuluh VIAL Serum Anti Bisa Ular sudah disuntikkan ke tubuh Adila. Namun hal tersebut tak membuahkan hasil karena ketidakcocokan antiserum dan racun yang menyebar ke tubuh Adila.

Maria mengatakan, penanganan juga dibantu dokter spesialis emergency dari WHO, dokter Tri Maharani.

Rabu (12/2/2020) malam, Adila dinyatakan meninggal dunia. Gadis kecil itu dimakamkan pada Kamis (13/2/2020).

Sumber: Kontributor Kompas TV Cirebon, Muhammad Syahri Romdhon | Editor: Aprilia Ika), Kompas TV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com