Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Persen Bawang Putih Beredar dari China, Tasikmalaya Bingung Saat Impor Di-stop

Kompas.com - 14/02/2020, 09:46 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya, Muhammad Firmansyah, mengaku kebingungan selama ini mencari pasokan bawang putih pasca dihentikannya impor komoditi itu dari China karena virus corona.

Pasalnya, hampir 90 persen bawang putih yang beredar di pasar-pasar Tasikmalaya berasal dari China.

Ditambah lagi di wilayahnya selama ini tidak memiliki sentra petani bawang putih dan 10 persen pasokan komoditi lokalnya didatangkan dari Garut, Cianjur dan Sukabumi.

Baca juga: Terpengaruh Virus Corona, Harga Bawang Putih di Tasikmalaya Naik 100 Persen, Pedagang Mengeluh

"Memang selama ini bawang putih yang ada di Tasikmalaya 90 persen impor," jelas Firman kepada wartawan di kantornya, Kamis (13/2/2020).

Sementara 10 persennya dari produk lokal yang didatangkan dari Cikajang Garut, Sukabumi dan Cianjur.

"Kita bingung sekarang cari pasokan karena impor dihentikan dan di kita tak punya petani sentra bawang putih," kata Firman. 

Baca juga: Impor Dihentikan Akibat Virus Corona, Mentan: Masyarakat Jangan Panik Terkait Bawang Putih

 

Harga bawang putih terus naik

Kondisi sekarang ini, diakui Firman, berdampak kepada harga komoditi itu terus merangkak naik di pasaran.

Namun, pihaknya sampai sekarang masih terus mencari sumber penghasil bawang putih di daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Hal ini guna menekan terus naiknya harga komiditi itu yang sangat memberatkan masyarakat di Tasikmalaya.

Baca juga: Spekulan Mainkan Harga Bawang Putih, Satgas Pangan Cianjur Terjunkan Tim

"Dengan dampak virus corona terhadap penghentian impor bawang putih di China ini kita kesulitan. Kami terus berupaya mencari sumber bawang putih lokal untuk bisa dioptimalkan," tambahnya.

Selain itu, pihaknya bersama instansi terkaitnya terus mendorong petani lokal Tasikmalaya untuk membudidayakan bawang putih di lahan pertaniannya.

Baca juga: 150 Ton Bawang Putih Diduga Ditimbun di Karawang

 

Waspada ulah spekulan

Pihaknya pun akan mewaspadai para spekulan yang tak bertanggung jawab menimbun komoditi itu saat situasi sulit seperti sekarang ini.

"Tentu kita sudah siaga dan mewaspadai para spekulan bawang putih yang menimbun, tapi sampai sekarang belum ada di Tasik. Kita fokus dulu mendatangkan bawang putih lokal ke Tasik," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, harga komoditi bawang putih di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, mengalami kenaikan signifikan hampir 100 persen akibat penghentian impor dari China imbas merebaknya virus Corona, Rabu (12/2/2020).

Baca juga: Pemicu Harga Bawang Putih Meroket di Cianjur: Imbas Virus Corona dan Ulah Spekulan

Mulanya harga bawang putih di pasar terbesar se-Priangan Timur Jawa Barat itu hanya Rp 25.000 per kilogram sampai sepekan terakhir mengalami kenaikan drastis menjadi Rp 50.000 per kilogram.

Salah seorang pedagang sayur di Blok B 1 Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Asep Piran (43) mengatakan, harga bawang putih naik sejak sepekan terakhir sampai dua kali lipat.

"Sejak isu virus corona merebak, harga bawang putih naik sampai 100 persen," jelas Asep kepada wartawan, Rabu siang.

Baca juga: Harga Bawang Putih Naik karena Ulah Spekulan, Pemkab Sumedang Koordinasi dengan Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com