Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD Tasikmalaya yang Atap Kelasnya Ditopang Bambu, Pindah Belajar ke Tenda Darurat

Kompas.com - 12/02/2020, 12:36 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Puluhan siswa kelas I dan IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Cigorowong Desa Sukamukti Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya yang belajar di bangunan sekolah ditopang bambu terpaksa pindah ke tenda darurat sejak Selasa (11/2/2020).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menilai bangunan kelas yang ditopang bambu itu setelah dicek sangat membahayakan para siswa karena rawan roboh.

Tenda darurat berukuran besar pun didirikan BPBD di lapangan depan bangunan sekolah tersebut.

Baca juga: Atap SD di Tasikmalaya Ditopang Bambu Supaya Tak Roboh, Siswa Belajar di Bawahnya...

"Kita pindah ke tenda darurat sejak datang tenda dari BPBD kemarin. Kata, BPBD proses belajar mengajar bagi dua kelas sekolah kami harus pindah karena bangunannya rawan roboh dan membahayakan," jelas Kepala SDN 3 Cigorowong, Ahmad Daryono kepada wartawan di sekolahnya, Rabu (12/3/2020) pagi.

Daryono mengaku sangat sedih karena puluhan siswanya dari dua kelas harus belajar di tenda darurat demi keselamatan para murid.

Baca juga: Kata BPBD soal Atap SD di Tasikmalaya Ditopang Bambu: Bukan karena Bencana, tapi Mesti Direhab Total

 

Sedih murid belajar di tenda darurat

Puluhan siswa SDN 3 Cigorowong Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya terpaksa belajar di tenda darurat karena ruang kelasnya yang ditopang bambu rawan roboh dan berbahaya, Rabu (12/2/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Puluhan siswa SDN 3 Cigorowong Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya terpaksa belajar di tenda darurat karena ruang kelasnya yang ditopang bambu rawan roboh dan berbahaya, Rabu (12/2/2020).
Pihaknya berharap kepada dinas terkait untuk secepatnya memperbaiki dua bangunan kelas permanen sekolah yang selama ini ditopang bambu karena akan roboh.

"Setelah ramai pemberitaan di media, sudah ada dari Dinas Pendidikan ke sini mengecek dan mengatakan akan langsung memperbaikinya. Mereka (dinas) juga tahu kalau dipindahkan dulu ke tenda," tambahnya.

Proses belajar mengajar di tenda darurat itu bagi kelas I berjumlah 22 siswa dan kelas IV berjumlah 12 siswa.

Namun, jika sampai terjadi hujan kembali, lanjut Ahmad, lokasi tenda darurat di lapangan itu selalu banjir dan terpaksa akan dipindahkan kembali meski belum mengetahui lokasinya di mana.

Baca juga: 3 Tahun Belajar di Tenda Darurat, Siswa di Daerah Ini Akhirnya Bisa Rasakan Gedung Sekolah

"Nah, ini juga kalau di lapangan tempat tenda darurat selalu banjir saat terjadi hujan. Kita juga bingung nanti kalau hujan mau dipindahkan kemana. Tapi, mudah-mudahan hujannya tidak terjadi pagi sampai siang hari saja," ungkapnya.

Pihak sekolah pun belum mengetahui sampai kapan puluhan siswanya belajar di tenda darurat. Sekolah hanya berharap pembangunan perbaikan sekolahnya cepat dilaksanakan untuk kelancaran proses belajar mengajar.

"Belum tahu sampai kapan Pak. Mungkin sampai ada pembangunan perbaikan sudah beres nantinya. Kita hanya berharap cepat selesai saja sekarang," katanya.

Baca juga: Belajar di Tenda Darurat, Lima Siswa SMAN 30 Garut Pingsan

 

Banyak angin dan panas

Bangunan SDN 3 Cigorowong Kabupaten Tasikmalaya kondisinya memprihatinkan atapnya rawan roboh dan ditopang bambu selama ini untuk kelancaran proses belajar mengajar, Jumat (7/2/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Bangunan SDN 3 Cigorowong Kabupaten Tasikmalaya kondisinya memprihatinkan atapnya rawan roboh dan ditopang bambu selama ini untuk kelancaran proses belajar mengajar, Jumat (7/2/2020).
Sementara itu, salah seorang murid yang belajar di tenda darurat Faisal Kristian (10), mengaku kalau selama belajar di tenda darurat banyak angin dan kepanasan di siang hari.

Tapi, kalau pagi harinya merasa kedinginan karena ruangan tendanya terbuka.

"Banyak angin, panas kalau siang, dingin kalau pagi. Kalau banjir gak tahu kemana tempat belajarnya lagi. Di lapang ini (lokasi tenda darurat), banjir kalau hujan," singkat Faisal.

Diberitakan sebelumnya, Bangunan SDN 3 Cigorowong di Kampung Sukamaju Desa Sukamukti Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya rusak bagian atapnya saat cuaca buruk terjadi pada Senin (3/2/2020) lalu.

Baca juga: Khofifah Baca Shalawat di Tenda Pengungsian, Warga Korban Banjir Menangis

Kegiatan belajar mengajar di sekolah terpaksa terus dilakukan meski atap kelasnya terlihat ditopang bambu supaya tidak roboh.

Kepala SDN 3 Cigorowong, Ahmad Daryono mengatakan dua ruang kelas atapnya telah ditopang bambu sejak dua bulan terakhir. Sebab, atap dua ruangan itu terancam roboh akibat atap bangunan sudah miring dan selalu bocor ketika turun hujan.

"Kalau tidak ada bambu mungkin sudah roboh saat kemarin tertimpa pohon tumbang," jelas Ahmad saat ditemui wartawan, Selasa (4/2/2020). 

Baca juga: Sekolah Ambruk Saat Hujan dan Angin, Siswa Madrasah Terancam Tak Belajar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com