Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perundungan Berujung Maut, Gara-gara Panggilan Gendut

Kompas.com - 10/02/2020, 11:44 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber Kompas TV

 

Dibunuh lalu dibakar

Berdasarkan keterangan polisi, pembunuhan bermula dari rasa sakit hati yang dipendam pleh pelaku karena sering dirundung oleh korban.

Ali Sanjaya kemudian merencanakan pembunuhan. Tanggal 24 Januari 2020, pelaku meminta korban untuk diantarkan ke rumahnya. Keduanya berboncengan menggunakan motor milik korban.

Tiba di lokasi kejadian, pelaku yang turun lebih dahulu langsung memukul korban hingga tewas.

Untuk menghilangkan jejak, pelaku kemudian membakar korban. Lalu ia pergi membawa ponsel dan motor milik korban.

Baca juga: Helm Pink dan Sandal Jadi Petunjuk Identitas Mayat Perempuan Terbakar di Tumpukan Jerami

Motor dan ponsel tersebut kemudian dijual ke Situbondo seharga Rp 4 juta. Sedangkan ponsel korban dijual seharga Rp 1,2 juta.

Pelaku sempat menggunakan uang hasil penjualan untuk membeli baju istrinya. Sementara sisanya digunakan untuk menebus motornya yang telah digadaikan.

Sebelum berhasil ditangkap oleh polisi, pelaku sempat sembunyi di salah satu hotel.

Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Arman Asmara Syarifuddin menegaskan korban meninggal bukan karena dibakar tapi dibunuh lebih dahulu oleh pelaku.

Baca juga: Diejek Gendut Saat Ingin Es Krim, Gadis Ini Bunuh Pacar Pakai Gunting

Hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan yang menunjukkan bahwa tidak ada bekas asap di tenggorokan korban.

"Korban meninggal dunia karena ada tekanan di leher sebelah kiri. Yang pasti korban kekurangan oksigen. Dan tidak benar korban meniggal karena terbakar," jelas Arman.

Menurutnya, dugaan awalnya ada empat tersangka namun setelah dikerucutkan oleh polisi, diketahui bahwa korban dibunuh oleh Ali Heri Sanjaya, rekan kerjanya di warung makan.

Arman mengatakan pelaku sudah merencanakan seminggu sebelum pembunuhan dilakukan.

Baca juga: Mayat Perempuan Terbakar Ditemukan di Tumpukan Jerami, Ada Bekas Cekikan di Leher

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com