Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasturah, Nenek Penjaga Perlintasan KA Tanpa Palang yang Rela Tak Dibayar

Kompas.com - 03/02/2020, 18:49 WIB
Ari Himawan Sarono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PEKALONGAN, KOMPAS.com - Kasturah (52) seorang janda tua secara sukarela menjaga perlintasan kereta api tanpa palang di Desa Kampil, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.

Selama dua tahun, Kasturah jadi relawan penjaga perlintasan rel kereta api tanpa pernah mendapat imbalan dari pemerintah.

Sebelum dijaga Kasturah, perlintasan itu dijaga suaminya Andimal.

Setelah Andimal meninggal dunia dua tahun silam, dia merasa perlu menggantikan peran mendiang suaminya.

Baca juga: Kopral, Penjaga Perlintasan Rel Proyek Bekasi yang Jago Silat

Dia melakoni tugas kemanusiaan tersebut karena tidak tega apabila ada warga yang melintas jadi korban kecelakan di perlintasan tersebut.

"Biar tidak ada kecelakaan ketabrak kereta," kata Kasturah di sela menunggu KA datang, Senin (3/2/2020).

Setiap hari, mulai 07.00 WIB hingga 16.00 WIB, Kasturah berada ke perlintasan sebidang itu.

Baca juga: Mati Sejak Orde Baru, Rel Cibatu-Garut Kini Bisa Dilintasi Kereta Api

Dia menjaga lokasi itu hanya bermodal peliut dan rompi berstrip kuning agar keberadaannya disadari pengguna jalan.

 

Perempuan ini tidak tahu jadwal kereta akan melintas di Desa Kampil.

Peringatan untuk pengguna jalan hanya berdasarkan perasaannya dan suara kereta yang terdengar dari kejauhan saja.

"Saya pakai feeling biasanya, kalau ada yang mau melintas dari jauh sudah terdengar keretanya. Langsung saya hentikan motor yang melintas," lanjut Kasturah.

Kendati mengamankan perlintasan itu secara sukarela, ada sejumlah orang yang memberikan uang kepada Kasturah.

Baca juga: Mulai 5 Februari, Perlintasan Kereta Api Purwosari Ditutup untuk Pembangunan Flyover

Jumlahnya tidak besar, dalam sehari nenek ini biasanya hanya mendapat uang paling banyak Rp 30.000.

"Kadang ada orang yang memberi uang Rp 500 sampai Rp 2000 tapi pernah ada yang Rp 50 ribu kenangnya," tambah dia.

Warga yang melintas juga tidak keberatan memberikan uang ke Kasturah. Apalagi keberadaan perempuan itu sangat membantu pengguna jalan.

"Membantu sekali apalagi saya warga sekitar sini. Makanya saya sering ngasih uang sebisanya yang penting ikhlas," ujar Tri Yunarti (20) warga Wiradesa mengaku setiap hari dirinya kerap melintas di perlintasan Desa Kampil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com