KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Wali Kota Semarang: Kesetaraan Gender Harus Semakin Banyak Diwujudkan

Kompas.com - 30/01/2020, 07:06 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, kesetaraan gender harus semakin banyak diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Caranya adalah dengan memberi ruang kepada perempuan untuk berkarya tanpa melupakan kodratnya.

Hal itu dia sampaikan saat menghadiri pelantikan Ketua dan Pengurus Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Semarang periode 2019-2024 di Gedung Balaikota belum lama ini.

Menurutnya, perempuan memiliki kemampuan dalam mengemban tanggung jawab yang besar.

“Di Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tidak ada perbedaan-perbedaan, wakil saya perempuan, di kepala dinas kami paling tidak ada 7 perempuan, dari 16 camat ada 1 yang perempuan, kalau lurahnya sudah banyak,” ujarnya.

Baca juga: Srikandi Cup 2020, Sahabat Semarang Rindu Dewi Fortuna

Ketua Dewan Pelindung GOW Kota Semarang ini juga berpesan kepada kepengurusan baru yang dipimpin Widjaya Ulfi untuk mengonsolidasikan gabungan organisasi-organisasi wanita yang ada di Kota Semarang.

Seperti di ketahui, GOW ini terdiri 30 organisasi, beberapa diantaranya seperti TP-PKK, Persit, Candrakirana, GOP dan sebagainya.

Wali kota yang akrab disapa Hendi ini juga berharap agar GOW dapat bersinergi dengan Pemkot Semarang melalui konsolidasi tersebut.

Ikut aktif kurangi kemiskinan

Pada kesempatan yang sama, Hendi juga berharap agar GOW Kota Semarang turut aktif dalam mengurangi angka kemiskinan.

Baca juga: Meriahnya Kirab Kebangsaan Merah Putih di Kota Semarang

“Karena ini gabungan organisasi, konsolidasikan sehingga bisa melakukan tendangan yang hebat dengan kegiatan kemasyarakatan, salah satunya kemiskinan” imbaunya.

Menurutnya, saat ini angka kemiskinan di Kota Semarang sudah turun sebesar 3,98 persen, bahkan merupakan angka kemiskinan terendah di Jawa Tengah.

Walaupun begitu, Hendi menyatakan semua itu belum cukup.

“Dengan penduduk Kota Semarang 1.6 juta, ini masih sangat tinggi, ekuivalen 64.000 warga Kota Semarang yang sehari-hari untuk makan susah atau tinggal di tempat yang tidak layak,” tuturnya.

Baca juga: Yumos Garage, Ahli Restorasi VW Kelas Dunia dari Semarang

Untuk itu, fokus aktivitas GOW yang Hendi harapkan yaitu berusaha membuat warga Semarang lebih mandiri.

“Sentuhannya cukup dua, warga yang usianya cukup produktif bagaimana GOW menginisiasi dengan aktivitas kemandirian,” ujarnya.

Dia mencontohkan, kerja sama dengan Pemkot Sarang bisa dimulai dengan sarana yang telah dimiliki seperti Balai Latihan Kerja (BLK), atau bisa juga disambungkan dengan program Program Keluarga Harapan (PKH).

Hendi menambahkan, aktivitas lain yang dapat dilakukan yaitu, dengan menggandeng organisasi lain agar keluarga tidak mampu dapat menjadi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Baca juga: Mulai Sabtu, Harga Tiket Pesawat Melalui Bandara Ahmad Yani Semarang Naik

Dengan begitu, lanjutnya, hal ini akan mengangkat derajat hidup keluarga tidak mampu tersebut.

“Tapi kalau usianya masuk kategori tidak produktif maka penanganannya lebih pada charity atau bakti sosial,” tukasnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Menurutnya Ibu-Ibu memiliki kemampuan untuk mengumpulkan donasi charity dan dibagikan kepada keluarga tidak mampu.

Salah satu contoh sederhana menurut Hendi yakni membagikan makan gratis kepada warga kurang mampu setiap harinya.

Baca juga: Jaga Sejarah Bangsa, Semarang Usung Haul Bertema Sejarah adalah Roh Nasionalisme

Maka nantinya tidak hanya membantu keluarga tidak mampu, namun juga membangkitkan UMKM yang menjual makanan atau minuman.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com