KOMPAS.com - Sebuah video anak-anak mendekati paus terdampar ramai beredar di media sosial Instagram.
Di video tersebut, salah seorang anak berusaha mendekati bagian ekornya. Namun, badannya malah ikut terangkat saat paus membalikkan ekornya.
Dari penelusuran, video tersebut diketahui diambil di wilayah Kabupaten Alor, NTT.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, 20 Januari 2020, Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Wilayah Kabupaten Alor Muhammad Saleh Goro mengatakan, paus terdampar itu di kawasan Pantai Siberia.
Baca juga: Viral Video Anak-anak Bermain dekat Paus Terdampar di Alor, NTT
Menurut Saleh Goro, pada tanggal 30 Desember 2019 ada petugas lapangan WWF mendengar dari warga bahwa ada paus yang terdampar. Namun, saat dicek, kondisi paus sudah membusuk mati.
Menurut Saleh, ada kemungkinan video tersebut diambil sebelum tanggal 30 Desember 2019 karena di video tersebut paus masih terlihat hidup.
“Anak-anak itu bermain di tempat agak datar itu kan masih hidup. Karena mungkin tak ada pertolongan akhirnya mati,” kata dia.
View this post on Instagram
Selain di Alor, ada beberapa kisah paus terdampar di beberapa wilayah di Tanah air.
Berikut tujuh kisah lengkapnya:
Saat ditemukan warga, ikan paus tersebut diketahui sudah mati.
Kasubag Humas Polres Rote Ndao Aipda Anam Nurcahyo menjelaskan karena ukurannya cukup besar, warga kesulitan untuk evakusi.
"Ada dua warga yang pertama kali temukan paus itu, yakni Irfan Kanawadu dan Indra Kanawadu. Mereka temukan tadi siang," ujar Anam saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (24/1/2020) malam.
Pihaknya, kata Anam, hingga kini belum mengetahui penyebab matinya hewan mamalia ini.
Baca juga: Penampakan Paus 15 Meter Terdampar di Hutan Magrove di NTT
Minggu (19/1/2020), warga Desa Kayeli, Kecamatan Teluk Kayeli, Kabupaten Buru, Maluku, menyelamatkan seekor hiu paus yang terdampar di pesisir pantai desa mereka.
Shale Wael, warga desa setempat mengatakan, hiu paus tersebut terdampar dalam kondisi lemas.
Hiu sepanjang lebih dari 3 meter tersebut kemudian ditolong dan dikembalikan ke habitatnya di laut lepas.
Besarnya hiu tersebut membuat warga harus menariknya dengan speedboat ke laut.
“Ikannya diikat, lalu ditarik dengan speedboat karena memang terlalu besar. Kami tolong karena memang masih hidup,” ujar Shale.
Baca juga: Gunakan Speedboat, Warga Selamatkan Hiu Paus yang Terdampar di Pulau Buru
Bukan hanya satu paus, nelayan menyelamatkan tiga paus yang hari itu terdampar.
“Pertama ditemukan jam 08.00 WITA pagi, baru kami tarik ke laut, tapi sekitar pukul 15.00 WITA sore kami dapat lagi di muara Songka. Terakhir ketiga kalinya sudah kami bawa ke muara Salu Karo dan tidak muncul lagi,” kata Ikbal, salah satu nelayan saat dikonfirmasi di Pantai Songka, Selasa (07/01/2020).
Paus pertama sepanjang 5 meter pertama kali terlihat saat nelayan menepi ke pantai untuk memperbaiki kapalnya.
Hewan yang oleh nelayan setempat disebut lumba palu, jinak saat didekati. Paus itu tidak melawan saat Ikbal dan dua nelayan lainnya coba membawanya kembali ke laut.
“Kami kasihan dengan kondisi kehidupan ikan (paus) itu, jadi kami kembalikan ke habitatnya, lagian ikan-ikan itu adalah yang dilindungi, dalam beberapa bulan ini sudah dua kali ikan besar masuk yang pertama lumba-lumba dan yang kedua ini paus,” ujar Ikbal.
Baca juga: Heroik, Ini Video Aksi Tiga Nelayan Selamatkan Paus yang Terdampar di Palopo
Kamis (10/10/2019), sebanyak 17 ekor paus pilot terdampar di Pantai Koloudju, Desa Menia, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua.
Hari itu juga, tiga ekor paus digiring oleh warga agar kembali ke laut dan 12 ekor paus lainnya masih hidup di pinggir pantai. Sementara dua ekor paus mati.
Semakin sore jumlah paus yang mati terus bertambah. Hingga Kamis sore, dari 17 ekor paus yang terdampar, ada 10 ekor paus yang berhasil diselamatkan.
Belasan paus pilot tersebut berukuran 3,40 meter hingga 4,40 meter.
Jumat (11/10/2019) siang, masyarakat Desa Menia menguburkan enam paus yang mati terdampar di Perairan Sabu Raijua. Penguburan paus dilakukan dengan ritual adat.
Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke menjelaskan dari 17 ekor paus yang terdampar, 10 ekor paus berhasil dievakuasi ke laut dalam dan 7 ekor paus mati.
"Sementara yang satu ekornya, sudah telanjur diambil masyarakat setempat, untuk dimanfaatkan minyaknya," ujarnya.
Saat ditemukan pertama kali, hiu dalam keadaan hidup. Namun selang beberapa waktu, ikan hiu itu mati diduga karena terllau lama di pesisir pantai.
"Awalnya saya kira itu apa, karena bentuknya besar. Setelah didekati ternyata seekor ikan paus. Selanjutnya setelah diperhatikan beberapa saat, ikan tidak bergerak sama sekali, lalu kami hubungi perangkat daerah," kata Woko, salah satu warga sekitar pada Selasa (10/9/2019).
Indikasi sementara, paus ini terseret gelombang air pasang, sehingga terdampar di pesisir pantai. Paus tersebut diduga mengalami dehidrasi lalu mati.
"Kami akan mengawasi bangkai paus ini agar tidak dieksploitasi oleh warga dan tetap utuh, hingga pihak instansi terkait datang guna mengevakuasi bangkai ikan hiu paus ini,” ujar Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal.
Baca juga: Hiu Paus 6 Meter Terdampar di Pantai, Sempat Bergerak Lalu Mati
Senin (2/9/2029) siang, seekor paus ditemukan terdampar di Pantai Serangan, Denpasar Selatan, Bali, dengan kondisi luka di sekujur tubuhnya.
Sayangnya, paus tersebut gagal diselamatkan dan mati saat divakuasi.
I Made Sukanta, pengelola Turtle Conservation and Education Center Serangan mengatakan paus tersebut sempat berhasil diarahkan ke tengah laut sekitar pukul 10.15 WITA.
Namun, sekitar pukul 11.30 Wita, paus kembali ke tepi pantai. Paus tersebut kemudian di evakuasi untuk dirawat karena penuh luka.
Paus tersebut kemudian dibawa ke Bali Wake Park and Aqualand untuk dirawat sementara. Sayangnya, paus mati saat di perjalanan.
"Mati pada saat perjalanan dibawa ke sini tadi," kata Made Sukanta.
Baca juga: Seekor Paus Penuh Luka Terdampar di Pantai Serangan, Denpasar
Proses evakuasi berlangsung sekitar empat hari karena hiu terus bermanuver dan kanal yang berarus deras.
Dandim Probolinggo Letkol Imam Wibowo mengatakan, hiu ditangkap dengan menggunakan jaring khusus yang dibuat dari jaring lembut dan cantrang.
Jaring yang dibuat selebar 4x6 meter.
Baca juga: 4 Fakta Evakuasi Hiu Paus di PLTU Paiton, Makan Waktu 4 Hari hingga Menuai Penghargaan
"Awalnya kita giring, tapi gagal. Akhirnya kita pancing dengan makanan sambil dijaring. Saat menjaringnya, tim menggunakan dua perahu karet. Setelah itu hiu kita tarik dengan alutsista dan perahu karet sejauh 3 mil dan kita lepas. Hiu sehat dan kembali lepas ke tengah laut," jelasnya.
"Kita melakukan evakuasi sangat hati-hati karena hiu ini termasuk hewan yang dilindungi. Saya barusan ditelpon dirjen Kementerian Kelautan Perikanan karena evakuasi hiu selamat. Biasanya, sebuah evakuasi hiu sudah mati," ujarnya.
Untuk mencegah hiu kembali masuk kanal, Dandim menyarankan agar dibuat pagar pembatas lebih panjang hingga menyentuh dasar laut.
Baca juga: KKP Evakuasi Hiu Paus yang Terjebak di Kanal PLTU Paiton
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Nur Rohmi Aida, Sigiranus Marutho Bere, Rahmat Rahman Patty, Amran Amir, Ahmad Faisol, Imam Rosidin | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Robertus Belarminus, Abba Gabrillin, Teuku Muhammad Valdy Arief, Abba Gabrillin, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.