Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Gunungkidul Larang Ternak Keluar dari Daerah Endemik Antraks

Kompas.com - 20/01/2020, 10:21 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, melarang ternak yang berasal dari Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan dari Pucanganom, Kecamatan Rongkop, untuk diperjual belikan.

Petugas sampai merazia untuk mencegah ternak keluar. 

Petugas gabungan yang diterjunkan dari Dinas Pertanian dan Pangan (DPP), Dishub, Pol PP Gunungkidul, TNI serta Polri menyebar di sejumlah titik.

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Ini Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

Sudah sejak dua hari terakhir mereka menggelar operasi untuk mencegah ternak keluar dari wilayah Desa Gombang dan Desa Pucanganom. 

Petugas gabungan menghentikan, dan menanyakan dari mana asal hewan ternak tersebut.

Jika ternak berasal dari kawasan endemik maka ternak diminta untuk dibawa pulang kembali.

Baca juga: Cegah Penyebaran Antraks, Pemkab Gunungkidul Akan Beli Ternak yang Mati

Sebab, saat ini pasar hewan Munggi, Kecamatan Semanu, saat ini sedang pasaran atau ada aktivitas jual beli saat hari Kliwon dalam penanggalan jawa.

 

Sementara kemarin hari Minggu Wage hari pasaran untuk pasar hewan Sionoharjo, Playen. 

“Hari pertama kemarin ada 12 mobil truk pengangkut hewan ternak yang kami minta putar balik. Kalau hari ini sementara ada 3 mobil pengangkut,” kata Kepala Bidang Peternakan DPP Gunungkidul, Suseno Budi saat ditemui wartawan di pos pantau lalu lintas ternak di Wilayah Semuluh, Semanu, Senin, (20/1/2020) pagi.

Dijelaskannya, tindakan pencegahan hewan ternak keluar ini untuk mencegah bakteri antraks untuk keluar dari dua wilayah yang disinyalir menjadi endemik antraks.

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Warga Diminta Hindari Budaya Brandu

Meski pemberian antibiotik kepada hewan ternak di daerah endemik sudah dilakukan, pencegahan agar hewan ternak tidak ke luar tetap diterapkan sebagaimana instruksi bupati.

“Yang kami larang masuk pasar dari Desa Gombang, Ponjong dan dari Pucanganom, Rongkop,” ujar Suseno

“Spot-spot daerah positif antraks sudah diformalin dan diberi antibiotik. Bulan pertama pencegahan agar hewan ternak tidak ke luar nanti akan dievaluasi,” kata Suseno.

Baca juga: Tak Rela Merugi, Alasan Warga Gunungkidul Makan Daging Sapi Positif Antraks

Perlu diketahui 27 warga Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, dinyatakan positif antraks.

Puluhan orang itu terpapar dari hewan yang postif antraks yang disembelih dan dagingnya dikonsumsi, atau dikenal dengan brandu.

Mereka kini dalam taraf pengobatan, dan sudah semakin membaik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com