KOMPAS.com- Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mencatat puluhan warga setempat terjangkit antraks.
Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Penelitian Veteriner (BBVET), ternak dan tanah di wilayah Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Gunungkidul positif antraks
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengimbau warga menghindari budaya brandu yang sering dilakukan.
"Jangan sampai budaya brandu (menyembelih hewan sebelum mati dan dibagikan) yang sering dilakukan justru berdampak buruk," ungkap Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Gunungkidul Asman Latif.
Ia menekankan agar masyarakat tidak menyembelih hewan yang mati atau sakit.
"Karena jika dagingnya dikonsumsi sangat berbahaya bagi kesehatan," ungkapnya.
Imbauan tersebut diperkuat dengan surat edaran yang disebar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul.
Surat edaran berisi larangan bagi masyarakat mengonsumsi hewan ternak yang sakit dan mati.
Baca juga: Puluhan Orang di Gunungkidul Positif Antraks
Menurut keterangan Kepala Desa Gombang, Kecamatan Ponjong Supriyanto, beberapa waktu yang lalu ada ternak yang mati di wilayahnya.
Ternak-ternak tersebut mati secara mendadak.
Satu ekor sapi yang sakit dan hampir mati kemudian disembelih. Daging sapi tersebut kemudian dibagi-bagikan pada warga.
"Memang ada satu ekor yang disembelih. Itu sapi yang mati pertama," ungkapnya.
Tak berselang lama, beberapa warga jatuh sakit dengan dugaan terjangkit antraks.
Menurut data RSUD Wonosari DIY, mereka telah merawat 12 pasien yang diduga antraks.