Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Heboh Keraton Agung Sejagat di Purworejo | Yel Berbau SARA di Yogyakarta

Kompas.com - 15/01/2020, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

Tak hanya itu, setelah keduanya bersua, Nadya dan Nabila pun saat ini mencari keberadaan satu lagi saudara kembar yang lain.

Mereka berharap saudara kembar ketiganya juga akan segera ditemukan dan bisa berkumpul kembali.

Nadya sempat mengaku bermimpi bertemu dengan seorang gadis yang mirip dengannya.

"Mimpi beneran kembar. Waktu itu ketemu Nabila sekelebat, tapi itu mimpi beneran kembar," ucap Nadya saat diwawancara di Metro TV.

Baca juga: Cerita Haru Pertemuan Nabila dan Nadya, Menanti Saudara Kembar Ketiga...

3. Istri hakim PN Medan berencana menikah

Zuraida Hanum (41) berencana menikah dengan Jeffry Pratama (42) setelah membunuh sang suami, Jamaludin.

Zuraida dan Jeffry telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan hakim PN Medan, Jamaludin.

Hal tersebut terungkap saat rekonstruksi di di Kafe Town di Jalan Ngumba Surbakti, Kota Medan, Senin (13/1/2020).

Di lokasi tersebut, Zuraida Hanum bersama eksekutor Reza Fahlevi dan Jeffry Pratama memperagakan perencanaan pembunuhan terhadap hakim Jamaluddin.

"Dek ada yang mau abang sampaikan, kak Hanum ada masalah sama suaminya. Suaminya selama ini suka main perempuan, suka marah-marah sama orangtua kak Hanum. Kak Hanum tidak bisa kalau harus bercerai, dia mau agar suaminya dibunuh," ujar Jeffry kepada Reza seperti yang dibacakan penyidik saat rekonstruksi.

Pada Reza, Zuraida mengaku serius membunuh suaminya. Tak hanya itu, dia juga mengaku ingin menikah dengan Jeffry usai pembunuhan itu.

"Iya kakak serius. Memang rencana kami mau nikah, kakak enggak main-main. Selama ini kakak enggak tahan, udah lama kakak, udah cukup sakit hati lah," ujar Zuraida.

Baca juga: Usai Bunuh Hakim PN Medan, Zuraida dan Eksekutor Berencana Menikah

4. Yel berbau SARA di Yogyakarta

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat menemui wartawan usai menghadiri dan menjadi pembicara kunci dalam acara dialog kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII).KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat menemui wartawan usai menghadiri dan menjadi pembicara kunci dalam acara dialog kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII).
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyampaikan, yel menggunakan kata "kafir" yang diajarkan oleh pembina Pramuka pada siswa SD di Yogyakarta tidaklah benar.

"Tidak betul itu, tidak tempatnya di situ dan tidak boleh mengatakan seperti itu. Di Indonesia tidak ada kafir," ujar Sri Sultan seusai menghadiri acara dialog kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1/2020).

Sri Sultan pun menyesalkan tindakan pembina Pramuka itu.

"Saya sangat menyesalkan itu terjadi," kata Sri Sultan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com