Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Toleransi di Kulon Progo, Umat Kristiani Bagi-bagi Bingkisan Natal ke Semua Warga

Kompas.com - 22/12/2019, 07:44 WIB
Dani Julius Zebua,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Terdapat 20 kepala keluarga Kristiani di Karangtengah Lor. Sejak lama, masing-masing keluarga punya cara sendiri dalam berbagi di hari Natal sejak lama. 

Mariastuti menceritakan, karena pembutan bingkisan dilakukan masing-masing keluarga, akibatnya ada rumah menerima 3-4 bingkisan Natal. Banyak warga di lokasi terjauh malah tidak pernah mendapatkan. 

Keluarga Kristiani pun mengubah cara. Puluhan keluarga itu menyepakati membuat bingkisan Natal secara bersama, mulai dari urunan bersama, lantas dibelikan bingkisan uang, kemudian dibagikan ke seluruh warga di 2 RT. 

"Ternyata bersama itu pemberian bingkisan itu bisa lebih merata dan jangkauan lebih luas," kata Mariastuti.

Mereka membagikan menu berbeda-beda setiap tahun, namun selalu ada roti dan lemper di sana. "Lemper harus ada, karena itu simbol mempererat hubungan kita," kata Sri Nurjanah.

Theresia menceritakan, warga menerimanya dengan baik. Banyak pesan mengalir kembali pada mereka, utamanya tentang ucapan terima kasih atas bingkisan. Pesan itu disampaikan via SMS maupun Whatsapp.

"Banyak yang mengirim pesan ucapan terima kasih dan ada juga membalas Selamat Hari Natal," kata Theresia.

Sejak tahun 1990-an

Sri Nurjanah menceritakan, setiap keluarga awalnya punya tradisi sendiri dalam membagikan bingkisan Natal. Bingkisan ini menjadi tanda syukur dan sukacita bagi mereka di hari kelahiran Yesus Kristus ke dunia.

Ia bersama Harmanto, suaminya, mulai membagikan bingkisan Natal ini di era 1990-an. Bingkisannya tetaplah sama di mana selalu ada roti di dalamnya. Kebetulan, kenang Sri, suaminya memang pembuat roti dan menjualnya di pasar.

Ia dan suami membuat 20-an bingkisan Natal. Awalnya hanya untuk rumah-rumah yang sering dilewati.

"Isinya selalu seperti ini. Hanya saja rotinya ganti-ganti, misal tahun kemarin roti gulung," kata Sri.

Baca juga: KAI Daop 4 Prediksi Jumlah Penumpang Natal dan Tahun Baru Tembus 463.432

Tapi tradisi seperti ini sejatinya berlangsung seiring dengan tradisi hantaran atau berkat atau selamatan yang kental di masyarakat Jawa. 

Sri dan teman-temannya menyebutnya sebagai  tradisi atar-atar.  Sebagian warga Kulon Progo lain menyebut sebagai antar-antar atau anter-anter. Ada yang menyebutnya kendurian.

Sri menceritakan, hantaran serupa biasanya dilakukan ketika orang hajatan besar, seperti khitanan, menikah, lamaran, peringatan kematian dan perayaan lainnya. Kali ini berlangsung di kalangan keluarga kristiani Karangtengah Lor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com