"Natalan itu selalu senang. Biar sekarang tetangga ikut merasakan sukacita kita," kata Sri.
Kerukunan
Sri Nurjanah mengungkapkan, Karangtengah Lor terdiri dari beragam latar belakang. Kebanyakan pegawai negeri dan pedagang. Sekalipun berbeda, warga menjunjung kerukunan dan kekerabatan.
Paling menyolok ketika hari besar keagamaan. Misal, Idul Adha, di mana semua warga terlibat ikut serta. Keluarga Kristiani tidak ketinggalan.
"Suami ikut memotong daging, anak dan pemuda lain membersihkan kotoran dari kurban di sungai," katanya.
Semua warga tanpa kecuali menerima pembangian daging kurban. "Kerukunannya bagus di sini," kata Sri.
Termasuk ketika kerukunan keluarga Kristiani hendak membikin kegiatan hantaran seperti sekarang. Selalu ada warga lain yang ikut membantu.
Salah satunya Mbak Tien yang sehari-hari berjualan empek-empek di sekolahan. Mbak Tien membawa anaknya, Aska yang masih duduk di bangku kelas 2 SD.
Baca juga: Jemaat Katolik di Dharmasraya Dilarang Rayakan Natal Bersama: Kami Akan Patuh...
Mbak Tien dan Aska tidak hanya ikut menata bingkisan, tetapi ikut mengantar bingkisan ke semua rumah. Mereka sambil jalan kaki atau menggunakan motor.
"Mbak Tien ini memang entengan orangnya. Ringan tangan. Semua warga sudah tahu kalau Mbak Tien ini selalu duluan membantu di semua kegiatan warga," kata Sri.
Bagi keluarga Kristiani Karangtengah Lor, sukacita Natal mesti digaungkan juga di tengah warga yang memiliki kerukunan baik. Dengan demikian, mereka terus merawat kerukunan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.