Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Toleransi di Kulon Progo, Umat Kristiani Bagi-bagi Bingkisan Natal ke Semua Warga

Kompas.com - 22/12/2019, 07:44 WIB
Dani Julius Zebua,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Pagi cerah, udaranya begitu gerah. Bu Muryani terlihat jalan kaki sendiri sambil menenteng tumpukan kardus terikat.

Ia mendatangi satu demi satu rumah di Dusun Karangtengah Lor, Desa Margosari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Ia membagi satu kardus untuk satu rumah. Kardus itu panganan isi roti bolu pandan, keripik jagung, tiga telur asin, dan lima nasi lemper. 

Ada secarik kertas berpesan dalam bingkisan itu. Tulisannya:  "Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang", ungkapan Syukur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (dari) Keluarga Kristiani Karangtengah Lor, Margosari. 

"Mereka menerima dengan sukacita dan mengucap terima kasih. Mereka ada yang menyampaikan Selamat Natal dan mengharap Natal-nya berjalan lancar," kata Muryani di sela sibuk membagi bingkisan, Sabtu (21/12/2019).

Baca juga: Unik, Gereja di Bali Ini Buat Pohon Natal Setinggi 11 Meter dari Anyaman Daun Lontar

Muryani tidak sendiri. Ia dan beberapa emak sengaja menyibukkan diri sejak sehari sebelumnya.

Mereka berkumpul di rumah Sri Nurjanah, seorang pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Wates. 

Di rumah itu sudah ada Theresia Irine Sumiati, Mariastuti, Muryani, Kristiana Sri Sulastri dan Sugiyem.

Mereka ada yang beragama Katolik dan Kristen. Masing-masing berinisiatif mengambil peran demi kelancaran penyaluran bingkisan.

Di rumah itu, mereka merapikan kardus, menata roti, hingga membungkus keripik jagung.

Keesokan hari, mereka menata isi bingkisan dengan lemper hangat dan telur asin. Mereka mengerjakan pembungkusan secara bersama lantas membaginya.

Semua kegiatan bagi-bagi bingkisan itu selesai siang. 

Membagi bingkisan Natal sudah menjadi tradisi bagi kerukunan keluarga Kristiani di Karangtengah Lor.

Menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, mereka kembali membagikan bingkisan. 

Mereka menyasar semua rumah di 2 RT di dusun ini. Jumlah penerima bingkisan sekitar 150 rumah, tidak pandang agama dan kepercayaan apa penghuni rumah. Tidak melihat status dan kedudukan warga. 

Terdapat 20 kepala keluarga Kristiani di Karangtengah Lor. Sejak lama, masing-masing keluarga punya cara sendiri dalam berbagi di hari Natal sejak lama. 

Mariastuti menceritakan, karena pembutan bingkisan dilakukan masing-masing keluarga, akibatnya ada rumah menerima 3-4 bingkisan Natal. Banyak warga di lokasi terjauh malah tidak pernah mendapatkan. 

Keluarga Kristiani pun mengubah cara. Puluhan keluarga itu menyepakati membuat bingkisan Natal secara bersama, mulai dari urunan bersama, lantas dibelikan bingkisan uang, kemudian dibagikan ke seluruh warga di 2 RT. 

"Ternyata bersama itu pemberian bingkisan itu bisa lebih merata dan jangkauan lebih luas," kata Mariastuti.

Mereka membagikan menu berbeda-beda setiap tahun, namun selalu ada roti dan lemper di sana. "Lemper harus ada, karena itu simbol mempererat hubungan kita," kata Sri Nurjanah.

Theresia menceritakan, warga menerimanya dengan baik. Banyak pesan mengalir kembali pada mereka, utamanya tentang ucapan terima kasih atas bingkisan. Pesan itu disampaikan via SMS maupun Whatsapp.

"Banyak yang mengirim pesan ucapan terima kasih dan ada juga membalas Selamat Hari Natal," kata Theresia.

Sejak tahun 1990-an

Sri Nurjanah menceritakan, setiap keluarga awalnya punya tradisi sendiri dalam membagikan bingkisan Natal. Bingkisan ini menjadi tanda syukur dan sukacita bagi mereka di hari kelahiran Yesus Kristus ke dunia.

Ia bersama Harmanto, suaminya, mulai membagikan bingkisan Natal ini di era 1990-an. Bingkisannya tetaplah sama di mana selalu ada roti di dalamnya. Kebetulan, kenang Sri, suaminya memang pembuat roti dan menjualnya di pasar.

Ia dan suami membuat 20-an bingkisan Natal. Awalnya hanya untuk rumah-rumah yang sering dilewati.

"Isinya selalu seperti ini. Hanya saja rotinya ganti-ganti, misal tahun kemarin roti gulung," kata Sri.

Baca juga: KAI Daop 4 Prediksi Jumlah Penumpang Natal dan Tahun Baru Tembus 463.432

Tapi tradisi seperti ini sejatinya berlangsung seiring dengan tradisi hantaran atau berkat atau selamatan yang kental di masyarakat Jawa. 

Sri dan teman-temannya menyebutnya sebagai  tradisi atar-atar.  Sebagian warga Kulon Progo lain menyebut sebagai antar-antar atau anter-anter. Ada yang menyebutnya kendurian.

Sri menceritakan, hantaran serupa biasanya dilakukan ketika orang hajatan besar, seperti khitanan, menikah, lamaran, peringatan kematian dan perayaan lainnya. Kali ini berlangsung di kalangan keluarga kristiani Karangtengah Lor.

"Natalan itu selalu senang. Biar sekarang tetangga ikut merasakan sukacita kita," kata Sri. 

Kerukunan

Sri Nurjanah mengungkapkan, Karangtengah Lor terdiri dari beragam latar belakang. Kebanyakan pegawai negeri dan pedagang. Sekalipun berbeda, warga menjunjung kerukunan dan kekerabatan.

Paling menyolok ketika hari besar keagamaan. Misal, Idul Adha, di mana semua warga terlibat ikut serta. Keluarga Kristiani tidak ketinggalan. 

"Suami ikut memotong daging, anak dan pemuda lain membersihkan kotoran dari kurban di sungai," katanya.

Semua warga tanpa kecuali menerima pembangian daging kurban. "Kerukunannya bagus di sini," kata Sri.

Termasuk ketika kerukunan keluarga Kristiani hendak membikin kegiatan hantaran seperti sekarang. Selalu ada warga lain yang ikut membantu. 

Salah satunya Mbak Tien yang sehari-hari berjualan empek-empek di sekolahan. Mbak Tien membawa anaknya, Aska yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. 

Baca juga: Jemaat Katolik di Dharmasraya Dilarang Rayakan Natal Bersama: Kami Akan Patuh...

Mbak Tien dan Aska tidak hanya ikut menata bingkisan, tetapi ikut mengantar bingkisan ke semua rumah. Mereka sambil jalan kaki atau menggunakan motor.

"Mbak Tien ini memang entengan orangnya. Ringan tangan. Semua warga sudah tahu kalau Mbak Tien ini selalu duluan membantu di semua kegiatan warga," kata Sri.

Bagi keluarga Kristiani Karangtengah Lor, sukacita Natal mesti digaungkan juga di tengah warga yang memiliki kerukunan baik. Dengan demikian, mereka terus merawat kerukunan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com