KOMPAS.com - Anton Eka Saputra (25) karyawan koperasi di Palembang, Sumatra Selatan dibunuh saat menagih utang Rp10 juta ke nasabah.
Jasad korban dikubur lalu dicor di distro 'Anti Mahal' di Jalan KH Dahlan blok D2 Maskarebet Sukarami yang merupakan milik pelaku Antoni.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan korban dibunuh karena menagih utang Rp 10 juta kepada Antoni.
Saat ditagih oleh korban, Antoni belum memiliki uang. Justru pelaku ingin meminjam kembali kepada korban.
Baca juga: Fakta Penagih Utang Koperasi di Palembang Tewas Dibunuh Nasabah, Jasad Dicor di Kolam Ikan
Namun permintaan tersebut ditolak oleh Anton.
"Karena mau minjam uang lagi dan korban menolak memberi, akhirnya pelaku kesal di situlah pelaku utama dan dua lainnya menghabisi korban," katanya.
Saat ini polisi telah mengamankan pria berinisial PS (23) yang ikut membantu membunuh korban.
"Satu pelaku sudah kami tangkap. Dan dua nama lagi masih dalam pengejaran kami," tandasnya.
Sementara itu Jasmadi, kuasa hukum keluarga korban mengatakan saat kejadian, Anton membawa uang sekitar Rp 30 juta. Namun uang tersebut masih belum diketahui keberadaannya.
"Tidak banyak (utang) mungkin kisaran Rp 10 juta. Nah terakhir kali juga korban ini minta transfer ke temannya, jadi posisi dia bawa Rp 30 juta. Tapi belum pasti totalnya karena di dalam tasnya ada lagi. Kami belum tahu uang itu di mana," kata dia, Rabu (26/6/2024).
Jasmadi mengatakan pembunuhan korban berhasil terungkap dari keterangan keluarga dan rekan-rekan korban di koperasi.
Baca juga: Mayat Penagih Utang di Palembang Dicor Dalam Kolam Ikan
Menurutnya, sehari sebelum hilang, korban sempat menerima telepon dan didengan oleh sang istri seperti bertengkar.
Keesokan harinya, Anton pamit untuk menagih utang ke nasabah yang ada di Kelurahan Talang Kelapa, Maskarebet.
"Hari Jumat dia terima telepon tapi seperti ribut-ribut. Lalu keesokan harinya Anton pergi untuk menagih nasabah yang ada di Talang Kelapa. Saya tanyakan ke keluarga, satu-satunya nasabah korban yang ada di Talang kelapa ya orang distro ini," ujar Jasmadi.
Tiga hari berselang setelah keluarga membuat laporan kehilangan, ia mendapatkan rekaman CCTV toko bangunan di sekitar distro.