Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa dari Sekolah di Bawah Terpal Sobek, Guru: Saya Sempat Pasrah

Kompas.com - 02/12/2019, 07:43 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Khairina

Tim Redaksi

Untuk kegiatan ekstrakurikuler sendiri mereka pun harus menempati saung milik warga yang berada di balik pegunungan.

"Dipindahkan ke SD itu dan sekarang sudah enggak diterpal (sobek) lagi jadi walaupun dikasih gedung bagi mereka sekolah siang itu tetap enggak nyaman, kendalanya banyak, sudah paginya kerja, capek bantuin orang tua sudah panas banyak kendala," ucapnya.

Lebih lanjut Cucu menjelaskan bahwa selama ini uluran tangan dari pemerintah yang ia harapkan justru belum pernah ada sampai saat ini.

Sejak tahun ini, ia pun tidak lagi mengharapkan bantuan dari pemerintah dan hanya tawakal kepada Tuhan karena menurutnya membantu anak-anak putus sekolah akan membawa keberuntungan tersendiri.

Ia juga meyakini bantuan akan datang dari mana saja selama niatnya membantu.

"Modal yayasan sama bismillah sudah enggak ada lagi,kalau sekarang saya mah gimana rejeki saya dan anak-anak saja dah yang penting niat dari awal toh cuman peduli saja (anak-anak) bantu daripada mereka sekolah ke reguler yang mereka sendiri enggak mampu," terangnya.

Tak sampai di situ, Cucu pun mengingatkan agar siswanya lebih semangat dalam belajar sehingga setelah lulus bisa diterima di perguruan tinggi.

Baca juga: Petugas Gabungan Bersihkan Sekolah di Rokan Hulu Usai Banjir Surut

Satu dari sekian banyaknya siswa, Muhammad Nawawi (15) mengaku bahwa bersyukur berkat bantuan yang diberikan pembaca.

Nawawi pun tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya yang selama ini bekerja keras untuk menyekolahkan dirinya.

"Alhamdulillah senang banget dapat bantuan seragam sekolah, tas, buku, sepatu, bersyukur banget dan akan lebih semangat lagi," ujarnya.

"Awalnya berhenti (sekolah) karena enggak mampu dan akhirnya bantu bapak nyari uang, bapak bilangnya suruh sekolah saja," sambung anak dari seorang pemulung itu.

Siswa kelas 1 SMP ini pun berjanji akan lebih bersemangat untuk belajar dan akan terus mengejar cita-citanya menjadi TNI.

"Bapak kerjanya ngambil Aqua (pemulung) dan saya anak pertama yang harus bertanggungjawab dan akan mengejar cita-citanya," ujar dia.

UPDATE: Kompas.com mengajak para pembaca untuk membantu mereka yang membutuhkan dibidang pendidikan. Dengan membuka penggalangan Kompas.com peduli pendidikan. Para pembaca dapat menyumbang dengan cara klik di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com