Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak Pejuang Kanker Menyemai Asa di Rumah Pesinggahan

Kompas.com - 21/11/2019, 17:26 WIB
Agie Permadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Di balik wajah polos Sifa dan para pejuang kanker anak ini, ada orangtua yang terus mendukung anaknya untuk tetap semangat melawan kanker yang mengerogoti.

Selain itu, ada sosok yang tak henti memberikan semangat kepada orangtua. Sosok itu adalah Dewi Nurjanah, Pengelola Rumah Cinta Anak Cancer yang lebih dikenal dengan nama Ambu.

Sudah 8 tahun Ambu mengelola rumah singgah ini, selama itu pulalah ratusan pejuang kanker singgah keluar masuk di rumah tersebut.

Ambu memiliki pengalaman serupa dengan orangtua pejuang kanker, atas dasar itu pulalah ambu ingin berbagi pengalaman bersama para orangtua lainnya terkait kanker.

Menurut Ambu, pejuang anak kanker yang singgah di rumah itu memiliki semangat tinggi. Namun, semangat itu pun tak mudah didapatkan anak-anak.

Menurutnya, semangat anak pejuang kanker ini bersumber dari orangtua mereka.

"Harus dari orangtuanya dulu, kalau orangtuanya ikhlas itu efek dominonya ke anak. Awalnya mungkin hanya beberapa persen tapi nantinya anak-akan lebih happy, mereka enggak akan merasa sakit," kata Ambu.

Sementara, menjadi orangtua yang memiliki anak dengan kanker di tubuhnya itu memang tak mudah.

Tak sedikit orangtua yang menyerah, hingga jatuh. Namun, banyak juga orangtua yang berjuang untuk menyembuhkan anaknya.

Ikhlas dan bersyukur, kata Ambu, merupakan salah satu kunci bagi para orangtua untuk menerima kondisi anaknya. Setelah itu didapatkan, maka orangtua bisa memupuk semangat anaknya.

"Yang paling penting ortunya dulu semangat, berikan motivasi baru setelah ortu menerima, bersyukur dan intropkesi diri, insya Allah pejuang di sini bisa menerima," ujar dia.

Di Rumah Cinta, Ambu kerap memberikan motivasi baik kepada orangtua ataupun anaknya.

Baca juga: Pemprov Kalteng Berencana Patenkan Kayu Bajakah Penyembuh Kanker

 

Kata-kata yang baik yang penuh cinta dan kasih sayang, akan sangat berarti bagi anak-anak pejuang kanker.

"Awalnya, anak yang pertama ke sini enggak semangat, tapi dipupuk rasa kasih sayang, cinta agar menjadi pribadi yang percaya diri. Mereka harus sembuh," tutur Ambu.

Ambu kerap memberikan mereka ruang untuk berinteraksi dan saling memotivasi dengan teman-teman sesama pejuang. Hal tersebut akan sangat berarti bagi para pejuang kanker.

"Delapan tahun berjuang buat mereka alhamdulillah banyak anak yang sembuh, karena di Rumah Cinta dikembangkan tumbuh cinta sesama, jadi mereka tak merasa sendiri, sehingga mereka tumbuh percaya diri," kata Ambu.

"Kalau mereka dengan yang sehat ketika pulang dia merasa enggak percaya diri. Tapi Kalau sesama pejuang mereka percaya diri," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com