Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Cerita di Balik Perjuangan Hidup Dewi | 10 Pabrik Sepatu Pilih Hengkang ke Jateng

Kompas.com - 21/11/2019, 06:48 WIB
Candra Setia Budi

Editor

Hampir selama satu minggu dirawat di RSUP, akhirnya Ramadhan menghembuskan nafas terakhir karena sakit kelenjar getah bening yang dideritanya.

"Semuanya bercampur aduk. Anak meninggal, biaya rumah sakit yang puluhan juta tidak tahu harus dicari ke mana. Saya berusaha tabah hingga akhirnya terjadi seperti ini," jelas Dewi.

Dewi tidak menyangka akhirnya kematian anaknya menjadi viral karena jenazah dibawa secara paksa dari rumah sakit oleh pengemudi ojek online yang merupakan rekan dari suami adiknya.

"Saya berusaha tabah dan ikhlas. Semuanya pasti ada hikmahnya," kata Dewi lirih.

Baca juga: Kisah Pilu Dewi: Ditinggal Suami Saat Hamil, Anak Meninggal hingga Dibawa Paksa Ojek Online

 

2. Sepuluh pabrik sepatu pilih hengkang ke Jateng

Tingginya upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Banten, berdampak pada biaya produksi.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyebut setidaknya 10 pabrik sepatu di Banten akan memindahkan pabriknya ke Jawa Tengah.

"UMK-nya tinggi dan UMSK (Upah Minimum Sektoral Kota) juga (tinggi)," kata Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakri dihubungi Kompas.com, pekan lalu.

Menangapi hal ini, Gubernur Banten, Wahidin Halim mengaku prihatin dengan sejumlah pabrik yang akan pindah ke Jawa Tengah.

Serupa dengan Aprisindo, kata dia, pindahnya pabrik lantaran biaya produksi yang tinggi.

"Banyak yang gak sanggup, bea produksi tinggi, ekspor juga, prihatin, mangkanya kita berharap pada buruh untuk memahami kondisi sekarang," kata Wahidin Halim di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (20/11/2019).

Baca juga: 10 Pabrik Sepatu Pilih Hengkang ke Jateng, Ini Kata Gubernur Banten

 

3. Pelaku pelemperan sperma beraksi akibat telat punya pasangan

SN, pelaku pelempar sperma yang ditangkap polisi juga mengaku sebagai begal payudara yang meneror wanita di jalanan Kota Tasikmalaya, Selasa (19/11/2019).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA SN, pelaku pelempar sperma yang ditangkap polisi juga mengaku sebagai begal payudara yang meneror wanita di jalanan Kota Tasikmalaya, Selasa (19/11/2019).

Kepala Biro Psikologi Solusi Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Rikha Surtika MPsi mengatakan, SN (25), tersangka teror pelempar sperma dan begal payudara di Kota Tasikmalaya diindikasikan memiliki kejiwaan normal tapi telat memiliki pasangan.

Pelaku pun sudah kecanduan hal-hal berbau pornografi dan tak bisa berinteraksi sosial secara normal.
"Sebetulnya penyebabnya kompleks, tapi melihat dari usianya pelaku telat memiliki pasangan," katanya, Rabu (20/11/2019).

Diakuinya kalau ia baru menemukan ada kasus aneh seperti ini di Tasikmalaya.

Baca juga: Psikiater: Pelaku Pelempar Sperma Beraksi akibat Telat Punya Pasangan

 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com