KOMPAS.com — Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengunjungi Dusun Banteng, Kelurahan Borongrappoa, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba.
Di sanalah lokasi kisah seorang kakek bernama Samsul yang menggali gunung selama 10 tahun dengan linggis untuk membuka jalan.
“Di kampung terisolasi Pak Samsul itu, terdapat sekitar 100 orang dalam 10 rumah. Selain menyeberang sungai, juga mendaki gunung,” kata Wagub Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menurut keterangan tertulis, Senin (11/11/2019).
Baca juga: Perjuangan Samsul 10 Tahun Mengikis Gunung dengan Linggis untuk Buka Akses Jalan Desa
Ia melanjutkan, sebelum Samsul membuka jalan, tidak ada satu pun kendaraan yang bisa sampai ke sana, baik roda dua, terlebih roda empat.
“Warga harus berjalan kaki berjam-jam melewati hutan hingga bisa tembus ke jalan poros kelurahan,” kata Andi.
Setibanya di kampung Samsul, Wagub Andi langsung meninjau kondisi perkampungan, termasuk jalan yang merupakan hasil galian selama 10 tahun itu.
Melihat kondisi jalan yang memprihatinkan, Andi pun berjanji akan membuat dan memperbaiki jalan ke kampung Samsul.
Pria yang kini menjabat sebagai Wagub Sulsel itu salut dengan perjuangan Samsul selama 10 tahun menggali gunung untuk membuka jalan di kampungnya.
“Bayangkan, Pak Samsul melinggis pinggiran gunung untuk membuka akses jalan ke kampungnya. Pinggir-pinggir gunung dia kikis dan potong,” kata Andi.
Bantuan Wagub Sulsel langsung terwujud dengan hadirnya alat berat untuk membantu memperbaiki jalan yang telah dibuka Pak Samsul.
Andi juga menyerahkan bantuan berupa bahan-bahan untuk membuat jembatan sementara agar bisa digunakan masyarakat di kampung yang terisolasi itu.
“Bantuan langsung ini berupa alat berat dan bahan-bahan jembatan sementara. Sekarang ada jembatan sementara dari bambu atas kerja keras semua masyarakat, dibantu Komandan Kodim setempat,” kata Wagub Sulsel.
Selanjutnya, menurut dia, akan dipikirkan agenda perbaikan jalan. Pihaknya akan memulai secara bertahap sejak perencanaan pemilihan rute.
Wagub Andi juga mengatakan, masih banyak kampung yang terisolasi di Sulsel. Bahkan, ada satu desa terisolasi di Kabupaten Barru yang punya bahasa sendiri.
“Di sana ada 38 orang yang menggunakan bahasa sendiri, bukan Bugis atau Makassar. Itu merupakan bahasa baru karena kami tidak mengerti,” kata Andi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.