Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Saat Resmikan Patung Jenderal Sudirman: Mari Jaga Warisan dengan Tidak Mencuri APBN

Kompas.com - 11/11/2019, 06:49 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Sementara itu, Hendropriyono menyampaikan sengaja memilih tanggal 10 November untuk peresmian Patung Sudirman karena bertepatan dengan Hari Pahlawan.

Di dalam sambutanya, mantan Kepala BIN ini menjelaskan latar belakang dirinya membeli tanah di Turusan dan membangun Patung Jenderal Sudirman.

"Patung ini kenapa ada di sini? Kenapa tempat ini dipilih? Ini adalah analisa saya sebagai orang yang lama di intelijen," ujar Hendropriyono.

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda menyerang Pangkalan Udara Maguwo. Jenderal Sudirman yang saat itu sedang sakit bangkit berdiri dan langsung menuju ke istana Gedung Agung untuk menemui presiden.

"Jenderal Sudirman bergerak ke arah menyongsong musuh yang datang dari arah timur. Kemudian Jenderal Sudirman menuju ke daerah gerilya, yaitu ke Kediri menerobos arah datangnya musuh," ungkap dia.

Yogyakarta bisa direbut kembali karena ada serangan balasan. Tidak bisa dipungkiri serangan balasan tersebut dipimpin oleh intelijen.

Melihat pergerakan Jenderal Sudirman ke timur yakni ke Kediri, maka lokasi Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman adalah arah sebaliknya.

Melihat taktik militer stay behind agent, maka lokasi ini adalah tempat yang paling ideal bagi intelijen untuk bermukim dan mengintip Yogyakarta.

Baca juga: Cerita Edhy Prabowo, Tak Dukung Jokowi di Pilpres tapi Dapat Jatah Menteri KKP

"Dari sinilah apa yang dilakukan oleh Belanda selama menduduki Yogya bisa terpantau dengan baik. Karena itu saya bicara sama istri tempat ini bagaimana kalau kita beli," ujar dia.

"Kita buat Patung Panglima Besar Jenderal Sudirman tidak dalam keadaan sakit, pakai mantel dan blangkon, tetapi ketika dia bangkit dari sakitnya dengan semangat yang mengelora dia menunjuk ke atas, menunjuk pesawat- pesawat pembom Belanda," ujar Hendro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com