Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Anak Tuntut Ayahnya di Pengadilan | WNA Mabuk Pukul Sekuriti di Bali

Kompas.com - 11/11/2019, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

Beruntung, sejumlah kendaraan yang terpakir di samping luar Stadion lapangan sepak bola tidak rusak tertimpa atap stadion.

"Motor di sana ada yang parkir dimasukin, tapi aman ketahan sama tembok (reruntuhan atap)," ujarnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, atap lapangan sepak bola yang terhempas angin menimpa dan merusak sejumlah fasilitas olahraga di sekitar lokasi.

Baca juga: Detik-detik Atap Stadion di Bandung Ambruk Diterjang Angin Kencang, Peserta Marching Band Terjebak

 

3. Kasus babi mati di Sumatera Utara

Hingga awal pekan ini, jumlah babi yang mati mencapai 4.682 ekor di 11 kabupaten/kota di Sumatera Utara, yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.

Ratusan bangkai babi pun mengambang di sepanjang aliran sungai Bederah, Kecamatan Medan Marelan.

Di Kabupaten Dairi, bangkai babi juga mencemari aliran sungai desa Karing, Kecamatan Berampu.

Warga mengeluhkan bau busuk yang bersumber dari bangkai babi tersebut. Padahal aliran sungai itu biasanya digunakan warga untuk mencuci, mandi bahkan minum air.

Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Fajar Sumping, mengatakan hasil uji laboratorium menunjukkan matinya babi-babi itu disebabkan virus kolera babi dan demam babi afrika ( ASF).

"Baik kolera babi dan ASF tidak menular ke manusia (tidak zoonisis), jadi tidak membahayakan kesehatan manusia," ujar Fajar.

Virus ini juga tidak menyebar ke hewan lainnya, tapi hanya menyebar dari satu babi ke babi lainnya.

Baca juga: Kasus Babi Mati di Sumut karena Virus: Ada Sisa Makanan dari Kapal dan Pesawat untuk Pakan

 

4. Pengakuan tersangka kasus pria dicor di bawah mushala

Ilustrasi borgol.SHUTTERSTOCK Ilustrasi borgol.
Busani, perempuan asal Kabupaten Jember, Jawa Timur ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan suaminya, Surono (51).

Busani bercerita bawah Surono sudah tidak menganggap dirinya sebagai istri setelah memiliki banyak harta.

Busani merasa setelah suaminya sukses, ia dilupakan.

"Akhir-akhir ini kan dia sukses. Tetapi setelah sukses, dia itu suka jalan sendiri. Tidak ajak-ajak saya. Bahkan lebih sering pergi, atau makan di luar. Biasanya pergi siang, pulang ke rumah itu malam antara jam 10 malam sampai jam 1 malam," tutur Busani.

Busani pun menegur suaminya. Namun ia malah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com