Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Babi Mati di Sumut karena Virus: Ada Sisa Makanan dari Kapal dan Pesawat untuk Pakan

Kompas.com - 10/11/2019, 11:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Riahta Tarigan, seorang perempuan berusia 66 tahun, duduk termenung lesu, menanti pelanggan untuk singgah ke lapak daging babi miliknya di pinggir Jalan Jamin Ginting Medan, Sumatera Utara.

Daging babi yang digantungnya, maupun yang telah dipotong-potongnya, tak jua disentuh oleh para pembeli.

Ibu dari dua anak ini mengatakan sepinya penjualan daging babi akhir-akhir ini adalah dampak dari pemberitaan matinya ribuan ternak babi di berbagai daerah di Sumatera Utara.

Baca juga: Di Sungai Bedagai Sumut, Setiap Menit Bangkai Babi Melintas

"Sudah takut orang makan daging babi setelah mengetahui berita itu, jualan kami jadi sepi," kata Riahta.

Riahta menerangkan biasanya dalam satu hari, ia bisa menjual dua ekor babi, yang beratnya kira-kira 200 kilogram. Namun sekarang, Riahta mengaku, untuk menghabiskan 50 kg daging babi dalam sehari saja sangat sulit.

Paling banyak, ujarnya, ia hanya menjual sekitar 20 kg daging babi sehari, itu pun dengan harga yang lebih murah daripada biasanya.

Baca juga: Selain Hog Cholera, Babi yang Mati di Sumut Terindikasi Terserang Virus ASF

Tiap tahunnya, Sumatera Utara memproduksi lebih dari 40,000 ton daging babi. Getty Images Tiap tahunnya, Sumatera Utara memproduksi lebih dari 40,000 ton daging babi.
Seorang pengusaha lapo di Medan, Dahniar Saragih, 75, juga mengaku kasus kematian ribuan babi, yang diikuti dengan pembuangan bangkainya ke sungai, memukul para pengusaha.

Dahniar mengaku selama ini keuntungan yang bisa diperolehnya bisa mencapai Rp 6 juta per hari, namun kini pendapatannya menurun drastis.

"Sekarang dapat Rp 200.000 per hari saja sudah syukur, itu pun sulit," katanya.

Desman Hutagaol, 38, salah seorang warga Medan penggemar daging babi, mengaku takut mengkonsumsi daging babi karena khawatir tertular penyakit.

"Tentu takut, tapi saya tetap makan daging babi sedikit saja, tidak seperti rutin biasa," kata Desman.

Baca juga: Gubernur Sumut Akan Keluarkan Pergub Cegah Orang Buang Babi ke Sungai

Hingga awal pekan ini, jumlah babi yang mati mencapai 4.682 ekor di 11 kabupaten/kota di Sumatera Utara, yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.

Ratusan bangkai babi pun mengambang di sepanjang aliran sungai Bederah, Kecamatan Medan Marelan. Di Kabupaten Dairi, bangkai babi juga mencemari aliran sungai desa Karing, Kecamatan Berampu.

Warga mengeluhkan bau busuk yang bersumber dari bangkai babi tersebut. Padahal aliran sungai itu biasanya digunakan warga untuk mencuci, mandi bahkan minum air.

Baca juga: Menelisik Fakta Ratusan Babi Mati di Medan, Hoaks Serang Manusia hingga Peternak Rugi Ratusan Juta


Bahayakah untuk manusia?

Gejala klinis yang ada dan hasil uji laboratorium mengarah ke flu babi tetapi ada juga hasil uji sampel yang positif menunjukan kolera babi. Getty Images Gejala klinis yang ada dan hasil uji laboratorium mengarah ke flu babi tetapi ada juga hasil uji sampel yang positif menunjukan kolera babi.
Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Fajar Sumping, mengatakan hasil uji laboratorium menunjukkan matinya babi-babi itu disebabkan virus kolera babi dan demam babi afrika (ASF).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com