Disebutkan, ada 17 pelaku usaha skala mikro di Desa Modopuro. Mereka terdiri dari perajin tahu, pemotongan ayam, serta pelaku UKM keripik usus.
Diakui olehnya, ada kontribusi limbah dari industri kecil di Desa Modopuro yang mencemari Sungai Ledeng.
Namun, menurut dia, komposisinya lebih kecil dibanding sampah domestik yang menumpuk di sungai.
"Yang paling banyak justru sampah rumah tangga. Perbandingannya antara 20 dan 80 persen. Delapan puluh persen sampah rumah tangga," ujar Rokhiman.
Dia menambahkan, untuk mencegah kejadian serupa, Desa Modopuro akan segera menerbitkan peraturan desa (Perdes) yang mengatur tentang pengelolaan sampah dan limbah.
Baca juga: Sumpah Pemuda, Warga Ramai-ramai Bersihkan Sungai yang Tercemar di Purwakarta
Sebelumnya diberitakan, fenomena Sungai Ledeng tertutup sampah dan mengeluarkan bau menyengat menjadi perhatian berbagai kalangan di Kabupaten Mojokerto, sepekan terakhir.
Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan kepolisian setempat menerjunkan tim untuk menyikapi kondisi Sungai Ledeng yang tercemar sampah rumah tangga dan industri rumahan.
Tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Mojokerto beserta tim dari Polres Mojokerto, pada Jumat (8/11/2019), turun ke lokasi sungai yang tercemar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.