Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sungai Bedagai Sumut, Setiap Menit Bangkai Babi Melintas

Kompas.com - 08/11/2019, 20:57 WIB
Dewantoro,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Sekitar 5.000 ekor merupakan milik peternakan (farm) yang berada di daerah Pantai Cermin.

Selebihnya merupakan milik masyarakat yang tersebar di beberapa titik, salah satunya di Kecamatan Sei Bamban.

Awaluddin menjelaskan, hingga kini sudah ada 500 ekor babi yang mati akibat hog cholera atau kolera babi.

Pihaknya juga sudah mengambil sampel pada babi dan hasil uji lab menunjukkan positif hog cholera.

"Pagi tadi kita melakukan pengecekan di Sungai Bedagai, di sana kita menemukan setidaknya ada 10 ekor yang kemudian kita tanam," kata dia.

Dijelaskannya, selain dikubur, babi juga disemprot desinfektan dan sosialisasi penanganan hog cholera di Desa Sei Belutu, Kecamatan Sei Bamban, Serdang Bedagai. 

 

Masyarakat diimbau untuk melapor jika ada babinya yang mati. Di tiap kecamatan ada petugas yang siap untuk membantu memberikan vaksin.

Warga juga diingatkan agar tidak membuang bangkai babi ke sungai maupun hutan. 

"Selain itu, jangan dulu datangkan babi dari luar, jangan bawa babi dari sini keluar, biar tak saling menyebarkan dulu," kata Awaludiin. 

Anggiat Manurung, Kepala Dusun di Desa Sei Belutu mengatakan, di dusun tersebut terdapat sekitar 50 ekor babi.

Sejak hari Minggu (3/11/2019) sudah ada empat ekor yang mati mendadak.

Tanda-tanda kematiannya, tidak selera makan, kepanasan, hanya empat hari saja lalu mati.

"Babi yang mati ada lah yang dikubur, tapi memang ada juga yang dibuang di sungai itu," kata Anggita sambil tertawa kecil. 

Baca juga: Kasus Hog Cholera pada Babi, Peternak Merugi Ratusan Juta Rupiah

Di saat yang sama, seorang warga lainnya mengaku bahwa tujuh ekor di kandangnya yang sudah mati dalam bebrapa hari terakhir.

Menurutnya, di desa ini, warga kesulitan untuk mengubur bangkai babi karena tidak ada lahan sehingga memilih untuk membuang bangkai babi ke sungai. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com