Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Pengelolaan Sampah di Tanah Air, Manfaatkan Larva Lalat hingga Rumah Sampah Milik Penderita Gangguan Jiwa

Kompas.com - 06/11/2019, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

Sampah yang telah diurai menjadi residu yang nantinya bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik dengan tingkat kesuburan tinggi bagi tanah.

Sedang belatung yang sudah memasuki usia dewasa atau 18 hari bisa dijadikan pakan ternak berprotein tinggi.

"Sisanya jadi kompos buat tanah," kata Lurah Sukaasih Ade Rahayu.

Baca juga: Kelurahan di Bandung Kelola Sampah Organik dengan Belatung

 

8. Di Flores, penderita ganguan jiwa kelola rumah sampah

Salahudin, penderita gangguan jiwa di Pulau Kojadoi, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, NTT mengelola rumah sampah.

Salahudin meletakkan sampah di seluruh sudut rumahnya.

Ada yang bergelantungan di langit-langit rumah. Ada yang menumpuk di lantai, ada juga yang berserakan begitu saja.

Sebelum diletakkan di dalam rumah, Salahudin selalu mencuci semua sampah yang ia temukan hingga bersih.

Kepada Kompas.com, Sabtu (7/9/2019) Salahudin sedikit bercerita bahwa dia mengumpulkan sampah sejak tiga tahun terakhir.

Sampah tersebut diapungut dari laut atau lingkungan sekitarnya.

Ia menyebut, setelah dipungut, sampah dicuci hingga bersih hingga tidak mengeluarkan bau tak sedap.

Ancol, salah satu warga Pulau Koja Doi mengatakan bahwa Salahudin setiap hari selalu memungut sampah.

“Ia biasanya cuci sampah di laut. Tidak puas di laut, dia cuci lagi pakai air keran. Kadang-kadang air keran habis gara-gara dia punya sampah,” ungkap Ancol.

Ancol mengungkapkan, rumah sampah yang dikelola penderita ODGJ itu jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Koja Doi.

"Dari dia kami masyarakat di sini sadar bahwa menjaga kebersihan lingkungan sekitar itu penting. Kami berpikir, dia yang sakit jiwa saja peduli dengan lingkungan, kenapa kami tidak. Ia memberi kami pelajaran sangat berharga," kata Ancol.

Baca juga: Belajar dari Kisah Salahudin, Penderita Gangguan Jiwa yang Kelola Rumah Sampah di Flores

 

9. Ngopi di warung bayar pakai sampah

Beberapa hasil kerajinan daur ulang sampah, juga ikut dipamerkan di warkop sampah milik Nunki Abdurrahman.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Beberapa hasil kerajinan daur ulang sampah, juga ikut dipamerkan di warkop sampah milik Nunki Abdurrahman.
Pengunjung Warkop Sampah yang di Gresik bisa membayar kopi yang dipesan dengan sampah atau barang bekas yang tak terpakai di rumahnya.

Warkop Sampah di Jalan Kramat Langgon, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatn Gresik Kota, Gresik adalah milik Nungki Abdurrahman.

"Ada satu tahunan lebih saya buka warkop ini sama dengan warkop-warkop lain. Pengunjung membayar pakai uang, tapi sejak seminggu ini bisa bayar pakai sampah setelah saya bertemu dengan Mas Imam," katanya.

Imam adalah Ketua Karang Taruna Jagal Bangkit Kelurahan Sidokumpul.

Melalui Imam dan Karang Taruna Jagal Bangkit inilah, sampah-sampah yang ditampung oleh Nunki sebagai alat pembayaran kopi dikepul.

Sampah yang diterima di warkop milik Nunki di antaranya kertas, kardus, serta bahan-bahan dari plastik (botol plastik dan sebagainya).

Pengunjung dapat menukar sampah yang mereka bawa dengan kupon yang telah disediakan dan selanjutnya bisa digunakan sebagai alat pembayaran kopi maupun sajian yang dinikmati di warkop sampah.

"Misalnya untuk kertas bekas dan kardus, setiap kilogram kami berikan satu kupon, yang bisa ditukarkan dengan segelas kopi," ujarnya.

Baca juga: Di Warung Ini Ngopi Bisa Bayar Pakai Sampah

 

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Anissa Dea Widiarini, Dian Ade Permana, Ari Maulana Karang, Puthut Dwi Putranto Nugroho, Taufiqurrahman, Fadlan Mukhtar Zain, Agie Permadi, Nansianus Taris, Hamzah Arfah | Editor: Mikhael Gewati, Robertus Belarminus, Khairina, Aprillia Ika, David Oliver Purba, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com