KOMPAS.com - Hidup di tenda pengungsian terasa berbeda bila dibandingkan tinggal di rumah sendiri.
Namun, apa daya, ratusan ribu warga di wilayah Maluku, terpaksa harus bermalam di tempat pengungsian.
Mereka mengungsi setelah gempa memporakporandakan tempat tinggal mereka pada 26 September 2019 silam.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Maluku per 9 Oktober 2019, gempa ini mengakibatkan 39 jiwa meninggal, 1.578 luka-luka dan 170.900 orang mengungsi.
Total pengungsi tersebut terdiri dari tiga daerah, yaitu Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Barat.
Baca juga: Masa Tanggap Darurat Gempa Ambon Diperpanjang 7 Hari, Ini Alasannya
Sementara, sebanyak 6.355 unit rumah dan 512 fasilitas umum dan sosial rusak.
Korban gempa yang memilih tinggal di pengungsi terus meningkat.
Banyak juga warga yang enggan kembali ke rumah karena kabar hoaks terkait dampak gempa yang berseliweran.
Apalagi, setelah gempa 6,8 magnitudo itu, ribuan gempa susulan juga terjadi setelahnya.
Di tenda pengungsian, ratusan pengungsi jatuh sakit. Mereka juga hidup dalam keterbatasan kebutuhan pokok dan lainnya.