BANDUNG, KOMPAS.com – Fakultas Kedokteran bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan penelitian besar-besaran terhadap siswa SMA dan mahasiswa perguruan tinggi di Bandung.
Penelitian ini nantinya akan dijadikan modul untuk intervensi pencegahan bunuh diri di kalangan SMA dan perguruan tinggi.
“Karena fase usia 15-29 tahun itu rentan bunuh diri. Yang kami amati, yang paling banyak (bunuh diri) ada di usia itu,” ujar Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Unpad, Veranita Pandia, saat dihubungi, Senin (4/11/2019).
Baca juga: Viral Bupati Bandung Barat Ditagih Utang Rp 25 Juta oleh Pensiunan PNS
Veranita mengatakan, penelitian ini akan menghasilkan modul yang diharapkan bisa menolong pelajar dan mahasiswa itu.
Modul itu salah satunya akan membahas tentang pelatihan kesadaran diri, resiliensi, dan upaya menolong mereka untuk bisa menghadapi tantangan hidup.
Seperti diketahui, tingkat bunuh diri meningkat di kalangan anak muda. Bahkan, bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua pada kelompok usia muda (15-29 tahun).
Di Jakarta, sambung Veranita, hasil penelitian di tingkat SMA menyebutkan, sebanyak 18,3 persen siswa memiliki ide bunuh diri.
Cenderung lemah
Veranita mengakui, anak muda sekarang cenderung lemah. Ada yang tidak tahan sehingga mengalami frustrasi dan tidak mampu menyelesaikan masalah atau problem solving.
“Indikatornya, anak tidak tahan terhadap tantangan, mudah frustrasi. Kalau mendapat tantangan baik di sekolah, pertemanan, keluarga, menghadapi konflik, mereka tidak mampu menyelesaikan, langsung stres,” kata dia.
Baca juga: Di Unpad, Mahfud MD Minta Pihak Kampus Tak Larang Mahasiswa Diskusi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.