Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Bupati Bandung Barat Ditagih Utang Rp 25 Juta oleh Pensiunan PNS

Kompas.com - 31/10/2019, 21:13 WIB
Putra Prima Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna ditagih hutang sebesar Rp 25 juta lewat secarik kertas. 

Kertas tagihan tersebut beredar di sejumlah Whats App (WA) Group pada Kamis (31/10/2019). Bahkan, foto tersebut juga beredar di WAG milik wartawan.

Surat tagihan tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa Sunda dan ditandatangani oleh pensiunan Kepala Bidang Pengairan Dinas PUPR Kabupaten Bandung Barat, Tanwar Sarifudin ST. 

Dalam surat tersebut, Tanwar mengingatkan Aa Umbara bahwa sang Bupati pernah meminjam uang kepadanya sebesar Rp 25 juta.

Baca juga: Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan Ditunjuk Jadi Duta Teh Indonesia

 

Saat itu Tanwar mengaku masih menjabat sebagai Kepala UPT Pengairan Kecamatan Lembang.

Begini penggalan isi surat tagihan tersebut: 

"Aa punten pisan abdi teh seja ngemutan ka Aa, kapungkur abdi masih kepala UPTD di Lembang Aa gaduh kapiat ka abdi seueurma Rp 25.000.000,- (Dua Puluh Lima Juta Rupiah) eta mah nyeubatna Aa nambut, artosna disanggakeun ka ibu di bumi, nyeubatna Aa bade ka Jakarta."

"Aa mohon maaf sekali saya bermaksud mengingatkan ke Aa, dulu waktu saya masih kepala UPTD di Lembang, Aa punya hutang ke saya sebesar Rp25.000.000,- (Dua Puluh Lima Juta Rupiah) itu Aa bilangnya kalau Aa pinjam, uangnya diserahkan ke istri di rumah (rumah Aa Umbara di Lembang) katanya Aa mau ke Jakarta," tulis Tanwar dalam surat tersebut. 

Baca juga: Viral Video Barrier di Tol Pandaan-Malang Bergerak Sendiri, Ini Penjelasannya

Pinjaman pribadi Aa Umbara

Tanwar melanjutkan, uang yang diserahkan ke istri Aa Umbara berasal dari pinjaman di Bank BJB.

Dia pun menjelaskan bahwa uang sebesar Rp 25 juta itu murni pinjaman pribadi Aa Umbara dan tidak ada kaitanya dengan proyek apapun.

Lantaran sudah pensiun dan membutuhkan uang. Tanwar pun memberanikan diri meminta uang tersebut.

Bahkan, pada akhir surat dia menyertakan nomor rekening Bank BJB atas nama Tanwar Sarifudin.

Baca juga: Bupati Bandung Barat Sebut Walini Paling Cocok Jadi Ibu Kota Baru Jabar

 

Dia berharap Aa Umbara segera mengembalikan uang pinjaman itu dengan cara ditransfer ke nomor rekening yang disertakan dalam surat.

"Artosna abi kenging nambut ti Bank BJB etamah estu Aa nambut ka abi teu aya kaitan sareng proyek ayeuna abdi atos pensiun priyogi pisan."

"Uangnya saya boleh pinjam dari Bank BJB. Itu mah betul-betul Aa pinjam dari saya, tidak ada kaitannya dengan proyek. Sekarang saya sudah pensiun, sangat butuh uang," tulisnya. 

Baca juga: Harapan Warga Jika Ibu Kota Jabar Pindah ke Cikalongwetan, Bandung Barat

Jawaban Aa Umbara

Saat dikonfirmasi, Bupati Bandung Barat Aa Umbara mengaku belum menerima fisik surat yang tersebar di WA Group tersebut. 

"Belum lihat surat aslinya," aku Aa Umbara.

Aa Umbara mengaku lupa punya utang Rp 25 juta kepada Tanwar.

Untuk itu, dia mempersilakan Tanwar datang menemuinya secara langsung agar duduk persoalan hutang piutang tersebut lebih jelas dan tidak menjadi fitnah.

Menurut Aa Umbara, besar kemungkinan utang tersebut terjadi saat dirinya menjabat sebagai Ketua DPRD Bandung Barat.

"Silakan datang ke kantor, bicarakan. Mungkin saya lupa. Kalau punya itikad baik, kantor dan rumah saya jelas. saya enggak akan kemana-mana," katanya.

Baca juga: Soal Izin Kereta Cepat, Ridwan Kamil Dukung Aa Umbara Minta Jalan dan Stadion ke KCIC

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com