Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Gempa Porak-porandakan Desa, Bumi Bergoyang Muntahkan Lumpur, hingga Derita di Pengungsian

Kompas.com - 24/10/2019, 21:50 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Kondisi sejumlah tenda pun sudah tak layak digunakan, bahkan terpal yang digunakan warga untuk berlindung tampak banyak yang sudah sobek sehingga pengungsi terpaksa menutupnya dengan lakban.

“Itu terpalnya sudah sobek, kalau hujan pasti basah,” kata Ani, salah seorang pengungsi.

Ani menceritakan, kondisi mereka di hari-hari pertama di pengungsian sangatlah sulit saat itu, mereka harus tidur tanpa tenda di hutan-hutan, tanpa air bersih, dan juga tanpa bahan makanan yang cukup.

Setiap hari, tangisan bayi dan anak-anak karena lapar pecah di mana-mana, dan di saat hujan turun mereka tidak bisa tidur karena kebasahan.

“Kalau hari-hari pertama itu kami susah sekali di sini, semua tidak ada karena kami lari dengan pakaian di badan,” ujar dia.

Saat ini, kata dia, banyak bantuan terus berdatangan kepada para pengungsi di desanya. Dia pun sangat bersyukur karena pemerintah juga para relawan terus menyuplai kebutuhan para pengungsi di desa tersebut.

Namun, yang disayangkan bantuan yang sangat dibutuhkan seperti tenda dan terpal tidak juga ia terima sampai saat ini.

“Kami belum dapat bantuan terpal dan tenda, yang ini kami pakai punya kami sendiri, jadi sampai saat ini belum dapat itu,” ujar dia.

Sejumlah pengungsi lain yang tidak memperoleh tenda bahkan harus menggunakan baliho untuk membuat tenda tepat tinggal.

Saat panas terik, mereka harus keluar dari dalam tenda karena tak bisa menahan hawa panas.

Begitupun saat malam tiba, cuaca sangat dingin hingga mereka terkadang harus membakar api unggun di lokasi pengungsian.

Sejumlah warga terpaksa mengambil seng dari rumah-rumah mereka yang hancur untuk menggantikan terpal yang rusak.

“Kami berharap pemerintah bisa segera membangun rumah-rumah kami yang hancur agar kami tidak terus menerus berada dalam kondisi seperti ini,” kata Saadiah.

Terkait kondisi pengungsi gempa saat ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Farida Salampessy menyebut, penyaluran bantuan kepada para pengungsi terus dilakukan di lokasi-lokasi pengungsian.

Selain kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya, pemerintah bersama sejumlah lembaga sosial dan relawan juga telah membangun fasilitas mandi cuci kakus (MCK) termasuk menyalurkan kebutuhan air bersih ke lokasi-lokasi pengungsian.

Farida mengatakan, untuk proses perbaikan rumah-rumah warga yang rusak akibat gempa, hingga saat ini, tim di lapangan masih terus melakukan verifikasi dan juga validasi agar data yang disampaikan ke pemerintah pusat nanti benar-benar valid.

Baca juga: Gempa Ambon: 135.875 Orang Mengungsi, 6.795 Rumah Rusak

“Sampai hari ini verifikasi dan validasi data rumah-rumah warga yang rusak masih terus dilakukan karena perubahan terus terjadi,” kata Farida.

Dia mengatakan, setelah verifikasi dan validasi data dilakukan, pihaknya langsung akan mengirimkan ke BNPB di Jakarta untuk segera ditindaklanjuti.

Pihaknya terus bekerja di lapangan untuk mempercepat proses verifikasi data rumah-rumah warga yang rusak.

“Kami inginnya cepat agar warga segera mendapatkan hak-hak mereka, kami juga tidak ingin mereka hidup berlama-lama di tenda-tenda darurat seperti itu,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com