Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dusun Tawang, dari Kampung Pemulung Jadi Desa Wisata Sampah

Kompas.com - 24/10/2019, 16:14 WIB
Dian Ade Permana,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

"Sampah yang tidak bisa diolah dibuang di TPA, sementara yang bisa dipilah lagi untuk dibuat kerajinan," kata Ketua Bank Sampah Dadi Mulya, Joko Lestari.

Sampah hasil pilahan, diserahkan ke ibu-ibu di bagian kreativitas untuk dibuat aneka kerajinan. Hasilnya, ada tas, topi, piring, taplak, hiasan meja, ecobrick, tempat tisu, dan dompet.

"Untuk bisa membuat itu, kami mengundang pelatih yang kami bayar secara swadaya. Saat ini, hasilnya sudah layak jual, dari harga Rp 20.000 hingga Rp 80.000 tergantung bahan dan kesulitan," imbuh koordinator bidang kreativitas, Fadillah.

Baca juga: Unik, Nasabah di Bank Sampah Ini Justru Harus Bayar Rp 2 Juta per Bulan

Slamet menegaskan, melihat peluang ekonomi dari sampah, warga bersepakat menjadikan Dusun Tawan sebagai Kampung Wisata Sampah.

"Nanti akan dilaunching pada 2020. Nantinya Tawang akan didominasi sampah, mulai dari gapura, hiasan jalan, hingga tempat cuci tangan," ungkap dia.

Setiap pengunjung, nantinya akan mendapat pengetahuan mengenai pemilahan, penimbangan, pemanfaatan, hingga pembuatan kerajinan.

Slamet mengungkapkan, nilai lebih dari Dusun Tawang adalah warganya sudah sangat 'menjiwai sampah.'

Sehingga, pengetahuan yang didapat tak hanya teori, namun praktik langsung di lapangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com