KOMPAS.com - Pada tahun 1988, Carmi yang masih berusia 17 tahun berangkat ke Arab Saudi melalui PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa, Jakarta.
Gadis yang tinggal di kawasan Pesisir Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, ingin seperti tetangga-tetangganya yang menjadi TKW, yakni bisa membangun rumah serta memperbaiki ekonomi keluarganya.
Carmi adalah anak pertama dari 10 bersaudara dari pasangan Ilyas dan Warniah.
Ilyas, ayah kandung Carmi melarang anak gadisnya berangkat ke Arab Saudi. Namun keinginan Carmi tidak bisa dibendung.
Bahkan usia Carmi dituakan. Tahun kelahiran Carmi yang seharusnya 1971 diubah menjadi 1958 atau 13 tahun lebih tua.
Baca juga: Kisah TKW Carmi, 31 Tahun Hilang di Arab Saudi, Tak Pulang dan Tak Ada Kabar
6 bulan setelah Carmi keluar rumah, Ilyas berusaha menyusul anak gadisnya ke penampungan di Jakarta.
Namun, upaya yang dilakukan Ilyas sia-sia, karena malam harinya, Carmi sudah terbang ke Arab Saudi.
Carmi berangkat ke Arab Saudi pada tahun 1987 atau satu tahun setelah lulus SD.
3 tahun setelah kepergian, Carmi mengirimkan surat ke keluarganya. Dia berkabar bahwa dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga di Arab Saudi.
Carmi pun berjanji akan mengirimkan uang.
Di surat pertamanya, Carmi meminta foto Ilyas dan Warniah serta foto keluarga lainnya. Bahkan Carmi pun sempat meminta dikirimkan terasi khas daerahnya.
Baca juga: Cari TKW Carmi yang Hilang 31 Tahun, Keluarga Jual Harta Benda hingga Nyaris Gadaikan Rumah
Tahun ke-7, keluarga kehilangan kontak dan berupaya mendatangi perusahaan dan KBRI di Jakarta.
Sayangnya, perusahaan yang memberangkatkan tutup dan bangkrut. Keluarga pun beberapa kali mendatangi Sarkum, tetangga yang memberangkatkan Carmi.
Keluarga saat itu berniat melaporkan kehilangan Carmi ke polisi, namun niat tersebut dicegah oleh Sarkum.