Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Usul Buya Syafii Maarif untuk Atasi Kerusuhan di Papua

Kompas.com - 03/09/2019, 15:58 WIB
Perdana Putra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Syafii Maarif menyarankan, pemerintah untuk mengedepankan kearifan untuk menyelesaikan persoalan di Papua dan Papua Barat.

Pemerintah pusat harus melakukan pendekatan khusus untuk meredam konflik yang terjadi di Papua dan Papua Barat selama dua pekan belakangan.

"Tingkatkan kearifan lokal dan kearifan nasional. Semua pihak harus saling menerima," kata Buya Safi'i, di Padang, Selasa (3/9/2019).

Baca juga: Di Ambon, Mahasiswa Papua Diajak Makan Malam dan Bernyanyi di Kediaman Wali Kota

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu mengatakan, selain pendekatan sosial dan ekonomi, pemerintah harus melakukan pendekatan antropologis kepada masyarakat Papua.

Hal itu karena Papua masuk ke Indonesia tidak sejak tahun 1945. Papua masuk ke Indonesia belakangan dibandingkan provinsi yang lain.

"Pemerintah harus memahami betul rakyat Papua, memahami asal usul dan kultur di daerah tersebut," kata dia.

Soal adanya dugaan pihak luar negeri menunggangi kerusuhan itu, Buya Syafii tidak menampik hal itu.

Baca juga: SA, Tersangka Aksi Protes Perusakan Bendera di Asrama Papua ASN Pemkot Surabaya

"Kalau kita kuat dari dalam, yang manunggangi tak akan berhasil. Kita masih kuat dari dalam," ujar Buya Safi'i.

Buya Safi'i menyebutkan, pemerintah pusat juga harus mencegah upaya pihak-pihak di Papua yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.

"Harus dicegah dengan dengan cara yang arif dan bijaksana, sehingga Papua dan Papua Barat kembali tentram di bawah NKRI," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com