Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tunanetra di Jombang, Terpaksa Hidup Sendiri karena Anak Masuk RS akibat Kanker

Kompas.com - 24/08/2019, 07:00 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Sejak satu minggu yang lalu, Muntiyah (63), penyandang disabilitas tunanetra terpaksa hidup sendirian di rumahnya, semenjak anaknya masuk rumah sakit akibat kanker.

Muntiyah adalah warga Dusun Puton, Desa Puton, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Perempuan ini tinggal bersama anak semata wayangnya, Slamet (22), di sebuah rumah berukuran 4x6 meter.

Suami Muntiyah meninggal dunia akibat sakit liver sejak anaknya berusia 1 tahun. Sejak saat itu, dia berjuang sendiri menghidupi dan membesarkan anaknya.

Baca juga: Kapasitas 200 Orang, Lapas Jombang Dihuni 840 Napi dan Tahanan

Saat ditemui di kediamannya, Jumat (23/8/2019) petang, Muntiyah menuturkan jika dirinya selama ini bekerja sebagai tukang urut atau tukang pijit. Keahlian memijit sudah dimilikinya sejak masih muda.

Setelah ditinggal suaminya, Muntiyah bekerja serabutan sembari menjadi tukang urut atau tukang pijit. Semua penghasilannya digunakan untuk membiayai kehidupan dia dan anaknya.

Muntiyah mengungkapkan, dia mengalami kebutaan pada matanya saat anaknya berusia 8 tahun, tanpa sebab yang dia ketahui.

Sejak saat itu, dia hanya bisa tinggal di rumah ditemani anaknya. 

"Sudah 14 tahun (tidak bisa melihat). Selama ini sendirian, sama anak saya," kata dia, saat ditemui di rumahnya.

Dalam keterbatasan pandangan matanya, Muntiyah tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup dia dan anaknya.

"Kerjaan saya mijet (tukang pijat). Kadang ada yang ngasih (ongkos) Rp 20.000, ada Rp 10.000. Itu saya kumpulkan. Kadang ada yang welas, ngasih saya (tambahan) beras," ungkap Muntiyah.

Dia menuturkan, saat usia anaknya sudah semakin dewasa, beban hidupnya sebenarnya menjadi lebih ringan berkat keuletan anaknya.

Sebelum sakit, anaknya bekerja serabutan hingga bisa mencukupi kebutuhan di rumah.

Namun, lanjut Muntiyah, anaknya menderita sakit sejak satu tahun yang lalu. Setahun belakangan, anaknya beberapa kali menjalani Kemoterapi di RS dr Soetomo, Surabaya.

"Beberapa kali ke Surabaya, katanya untuk kemoterapi, yang nyuruh ya dokter dari Jombang," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com