Salin Artikel

Cerita Tunanetra di Jombang, Terpaksa Hidup Sendiri karena Anak Masuk RS akibat Kanker

JOMBANG, KOMPAS.com - Sejak satu minggu yang lalu, Muntiyah (63), penyandang disabilitas tunanetra terpaksa hidup sendirian di rumahnya, semenjak anaknya masuk rumah sakit akibat kanker.

Muntiyah adalah warga Dusun Puton, Desa Puton, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Perempuan ini tinggal bersama anak semata wayangnya, Slamet (22), di sebuah rumah berukuran 4x6 meter.

Suami Muntiyah meninggal dunia akibat sakit liver sejak anaknya berusia 1 tahun. Sejak saat itu, dia berjuang sendiri menghidupi dan membesarkan anaknya.

Saat ditemui di kediamannya, Jumat (23/8/2019) petang, Muntiyah menuturkan jika dirinya selama ini bekerja sebagai tukang urut atau tukang pijit. Keahlian memijit sudah dimilikinya sejak masih muda.

Setelah ditinggal suaminya, Muntiyah bekerja serabutan sembari menjadi tukang urut atau tukang pijit. Semua penghasilannya digunakan untuk membiayai kehidupan dia dan anaknya.

Muntiyah mengungkapkan, dia mengalami kebutaan pada matanya saat anaknya berusia 8 tahun, tanpa sebab yang dia ketahui.

Sejak saat itu, dia hanya bisa tinggal di rumah ditemani anaknya. 

"Sudah 14 tahun (tidak bisa melihat). Selama ini sendirian, sama anak saya," kata dia, saat ditemui di rumahnya.

Dalam keterbatasan pandangan matanya, Muntiyah tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup dia dan anaknya.

"Kerjaan saya mijet (tukang pijat). Kadang ada yang ngasih (ongkos) Rp 20.000, ada Rp 10.000. Itu saya kumpulkan. Kadang ada yang welas, ngasih saya (tambahan) beras," ungkap Muntiyah.

Dia menuturkan, saat usia anaknya sudah semakin dewasa, beban hidupnya sebenarnya menjadi lebih ringan berkat keuletan anaknya.

Sebelum sakit, anaknya bekerja serabutan hingga bisa mencukupi kebutuhan di rumah.

Namun, lanjut Muntiyah, anaknya menderita sakit sejak satu tahun yang lalu. Setahun belakangan, anaknya beberapa kali menjalani Kemoterapi di RS dr Soetomo, Surabaya.

"Beberapa kali ke Surabaya, katanya untuk kemoterapi, yang nyuruh ya dokter dari Jombang," ujar dia.

Sejak seminggu lalu, Slamet anak dari Muntiyah, menjalani perawatan di RSUD Jombang. Muntiyah mengaku tak tahu persis penyakit apa yang kini diderita anaknya.

"Katanya dokter, kena kanker. Sekarang dirawat di rumah sakit (RSUD) Jombang," kata Muntiyah.

Muntiyah terpaksa tinggal sendirian di rumahnya. Dia pun tidak bisa menunggui anaknya.

"Di rumah sakit ada yang jaga, saya minta tolong tetangga untuk jaga anak saya," tutur Muntiyah.

Kondisi Muntiyah, memantik simpati tetangganya. Tetangganya secara bergantian merawat dan mengirim makanan saat pagi, siang dan malam, untuk Muntiyah.

Ketua RT 004 RW 002, Desa Puton Kabupaten Jombang, Pa'i mengungkapkan, melihat kondisi Muntiyah, para tetangga banyak yang tergerak untuk membantu. 

"Biasanya ya dikirimi beras, sama makanan oleh tetangga-tetangga, bergantian," kata dia, usai mengunjungi rumah Muntiyah.

Selain rutin mengunjungi Muntiyah di rumahnya, lanjut Pa'i, para tetangga Muntiyah juga secara bergiliran menjaga Slamet, anak Muntiyah yang kini dirawat di rumah sakit.

Menurut Pa'i, kondisi Muntiyah dan anaknya memang cukup memprihatinkan. Mereka memerlukan kepedulian dan bantuan dari banyak pihak. 

"Pihak desa sudah tahu (kondisi Muntiyah). Lapor ke dinas juga sudah, tapi belum ada apa-apanya," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/24/07000091/cerita-tunanetra-di-jombang-terpaksa-hidup-sendiri-karena-anak-masuk-rs

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke