Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edy Rahmayadi Ingin Libatkan Arsitek untuk Bangun Infrastruktur Sumut

Kompas.com - 22/08/2019, 11:26 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) punya rencana membangun berbagai fasilitas umum dan infrastruktur. Maka keterlibatan arsitek sangat dibutuhkan untuk memastikan pembangunan terlaksana sesuai rencana dan berkualitas.

Hal itu disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di acara pelantikan sekaligus Rapat Kerja Provinsi Ikatan Artisek Indonesia (IAI) Sumut periode 2019-2022 di Medan, Rabu (21/8/2019).

Menurut dia, arsitek itu penting untuk diajak bekerja sama karena selain eksakta juga ada unsur seninya. 

"Saya ingin Anda masuk ke dalam, membantu pemerintah, banyak yang mau kita bangun,” katanya.

Baca juga: Duet dengan Charlie ST 12 Setia Band, Edy Rahmayadi Ajak Penonton Melompat...

Fasilitas umum sampai penataan kawasan dari berbagai lintas sektoral kedinasan yang akan dibangun meliputi pusat olahraga, rumah sakit, infrastruktur perkotaan, tempat pengolahan sampah hingga jalan dan jembatan.

Dibutuhkan dukungan banyak pihak untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan terawasi pelaksanaannya.

Edy kemudian mengungkapkan, saat ini kondisi jembatan di Sumut kurang baik. Hal ini diketahui setelah mendatangkan arsitek dari luar Sumut. 

"Setelah diperiksa, ternyata perlu dibongkar dengan segala persoalan kerusakannya. Makanya saya minta Anda yang berilmu ini diikutkan, soalnya ilmu kita beda, Anda membangun, sementara saya dulu menghancurkan bangunan,” ucap Edy.

Meskipun ada beberapa hal teknis yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten dan kota dengan dalih otonomi daerah. Dia ngotot mengatakan pembangunan harus segera dilakukan karena sudah terlambat.

Baca juga: Bertemu Kepala BNN, Edy Rahmayadi Minta Tolong Dibantu Hal Ini

 

Namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Menurutnya, bukan otonomi daerah yang menghambat tetapi motivasi dan visi bersama yang belum ada.

Selesai rapat kerja, Edy meminta kemampuan dan keahlian arsitek harus diimplementasikan untuk membangun Sumut.

Diceritakannya, pernah ia bertanya kepada orang Jerman tentang berapa potensi pendapatan di Sumut. Jawabannya Rp 80 triliun. Kalau sebesar itu, pikirnya, tentu tak ada lagi keributan soal gaji rendah. 

"Makanya mereka harus diikutkan, jangan asal bangun saja untuk menjalankan proyek. Arsitek harus dilibatkan, tapi jangan nanti jadi curang...” katanya dilanjut dengan memukul gong.

Asal jadi

Ketua IAI Sumut Boy Brahmawanta Sembiring mengatakan, saat ini masalah pembangunan memang mengarah kepada model asal jadi (asjad).

Untuk memastikan proyek yang berjalan berkualitas dan sesuai perencanaan diperlukan peraturan daerah seperti Perda Bangunan.

Meski kewenangannya ada di kabupaten dan kota, tetap diperlukan koordinasi dari gubernur untuk mengakomodirnya.

Boy mengklaim bahwa untuk merancang bangun sampai pengawasannya, arsitek cukup siap. Sekarang ini di Sumut sudah ada 11 orang arsitek yang memiliki lisensi.

Dengan demikian, Sumut tidak perlu mengimpor konsultan (arsitek) dari luar karena di dalam daerah saja sudah ada dan berkualitas. Pihaknya akan menjaga integritas dengan terus lakukan pembinaan dan penguatan. 

"Bukan karena uang, tapi menjaga kualitas dan hitungan kita. Sedikit saja salah, itu sudah korupsi bagi kita. Jadi kita komitmen mendukung apa yang diharapkan Pak Gubernur,” kata Boy.

Baca juga: Edy Rahmayadi Ingin Bikin Film Perjuangan, Biaya Produksi Ditanggung Pemprov Sumut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com