Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Rekomendasi yang Dilakukan Pemerintah untuk Redakan Konflik Papua

Kompas.com - 21/08/2019, 11:46 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi

Menurut dia, Kementerian Dalam Negeri nantinya bakal memfasilitasi pembinaan dan pendidikan karakter terhadap mahasiswa asal Papua.

"Nanti (difasilitasi) Kementerian Dalam Negeri, kesepakatan pertama untuk pembinaan (mahasiswa Papua) ke depan," ucap Lenis.

3. Kesepakatan penerimaan CPNS

Lenis mengungkapkan, pemerintah dinilai juga membuat kesepakatan bersama untuk penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) bagi mahasiswa yang sudah lulus kuliah.

"Misalnya orang Papua kamu harus pulang, tidak. Kita menampung di sini (berbagai daerah). Dia masuk (CPNS) mungkin dua tiga tahun ke depan, empat tahun ke depan bisa pulang (ke Papua)," kata Lenis.

Hal yang paling penting adalah, lanjut Lenis, para mahasiswa asal Papua yang sudah belajar di perguruan tinggi bisa digunakan bersama-sama untuk mengabdikan diri demi tanah air.

Seperti di Surabaya, misalnya, ada banyak orang Papua yang sukses sebagai abdi negara.

"Seperti yang dilakukan Ibu Wali Kota (Risma) di sini. Ada orang Papua juga jadi kepala desa, kepala distrik, ada juga kepala dinas. Berarti ini jadi contoh," tutur Lenis.

Baca juga: Kerusuhan Fakfak, Pasar Tambaruni Dibakar, Brimob Dikerahkan

"Jadi poin ketiga ini, Ibu Wali Kota sudah jalankan. Berarti kita kasih jempol buat Mama (Risma), bisa disebut Mama Papua. Terimakasih Mama (Risma)," ujar Lenis.

Pada Selasa (20/8/2019) malam, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima kunjungan Staf Khusus Presiden untuk wilayah Papua sekaligus Ketua Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua, Lenis Kogoya, di rumah dinas wali kota Jalan Sedap Malam, Surabaya, 

Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 20.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB itu juga dihadiri beberapa perwakilan mahasiswa Papua serta Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS).

Dalam pertemuan itu, Risma banyak bercerita tentang mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Surabaya.

Menurutnya, selama ini hubungan masyarakat Surabaya dengan warga asli Papua berjalan baik. Risma juga sudah menganggap mahasiswa asal Papua yang tinggal di Surabaya seperti anak sendiri.

Selama menempuh pendidikan di Surabaya, Risma menyebut, mahasiswa Papua juga diberikan fasilitas dalam upaya mengembangkan minat dan bakatnya, seperti pelatihan komputer dan bahasa Inggris.

Ia pun berharap semua pihak menahan diri dan mau berpikir jernih untuk menyelamatkan bangsa dan mengedepankan rasa persaudaraan dan persatuan.

"Saya pikir untuk apa kita bermusuhan, enggak ada gunanya kita bermusuhan. Karena kalau kita musuhan, kita tidak bisa berpikir untuk maju," tutur Risma.

Sementara itu, Lenis Kogoya menyampaikan, persoalan yang terjadi di Papua memang harus diredakan dengan cara-cara mediasi seperti ini.

Ia berharap tindakan-tindakan rasialis yang dapat melukai hati masyarakat Papua tidak terulang kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com