Dia mengaku, sebelum Sandi mengambil keputusan untuk memanjat tiang bendera, salah satu peserta upacara yang merupakan siswa SMP terlebih dahulu mencobanya namun gagal dilakukan.
Setelah itu, seorang warga Laha ikut masuk ke dalam lapangan upacara dan kemudian melakukan hal yang sama akan tetapi usahanya juga gagal.
Baca juga: Curhat Petani Kelapa Flores yang Merasa Baru Merdeka pada HUT RI ke-74
Saat situasi buntu itulah, Sandi lalu memberanikan diri untuk memanjat tiang bedera dan ia berhasil melakukan tugas mulia tersebut dengan baik.
Merlyn sendiri tidak meragukan kemampuan siswanya itu, karena hal yang sama pernah dilakukan Sandi saat tali Bendera Merah Putih di sekolahnya putus pada Mei 2019 lalu.
Saat itu, Sandi juga yang memanjat tiang bendera untuk memperbaikinya.
“Sandi ini juga pernah menanjat tiang bendera saat ada masalah di sekolah kami pada bulan Mei lalu, jadi saat saya melihatnya naik ke tiang, saya percaya dia bisa melakukannya,” ujar dia.
Merlyn mengaku, setelah kejadian itu, Penjabat Raja Negeri (Desa) Laha langsung merangkul Sandi dan memintanya duduk di panggung kehormatan.
Banyak peserta upacara dan warga juga memburu bocah tersebut untuk foto bersama.
Dia mengaku, sejak saat itu, pihak desa dan RT setempat ikut memberikan Sandi hadiah, namun hingga kini dari pemerintah Kota Ambon maupun pemerintah provinsi Maluku belum menyampaikan apresiasinya, apalagi menemui Sandi.
“Memang tidak wajib tapi secara moral saya kira perlu ada apresaisi dari Pemkot maupun Pemprov Maluku kepada Sandi, karena tindakannya itu telah mengispirasi banyak orang akan pentingnya nilai kecintaan terhadap NKRI,” ungkap dia.
Atas aksi heroik yang dilakukan Sandi itu, pihak sekolah berencana akan memberinya kejutan karena telah mengharumkan nama baik sekolah dimata masyarakat Kota Ambon dan Maluku.
Menurut Merlyn semangat nasionalisme yang telah ditunjukan Sandi akan dijadikan sebagai teladan bagi para siswa di sekolah tersebut.
“Saat ini, kami mengganggap Sandi sebagai pahlawan di sekolah ini, kami bangga kepadanya,” sebut Merlyn.
Anak penurut
Sandi tidak hanya memiliki sifat malu yang melekat pada dirinya, dimata wali kelasnya, Sandi juga merupakan siswa yang sangat penurut dan memiliki tanggung jawab yang tinggi.
Karena itu, dia sangat disenangi para guru dan juga teman-temannya.
Menurut Siti JA Utamy yang juga guru wali kelas 6b, selama di sekolah, Sandi tidak pernah bermasalah dengan teman-temannya apalagi mencoreng nama baik sekolah.
“Sandi ini anak yang penurut, dia baik dengan semua temannya, tidak pernah membuat masalah di sekolah dan orangnya ini sangat bertanggung jawab, tanpa disuruh dia langsung kerjakan,” ungkap Siti.
Sebagai wali kelas yang selama ini membimbing dan membina Sandi, Siti mengaku sangat terharu sekaligus bangga, karena muridnya itu telah menunjukkan sikap keberanian dalam mengambil keputusan di saat yang sangat sulit.
Keputusan itu, kata dia, tidak hanya berdampak kepada Sandi secara pribadi tapi, telah membawa dampak positif bagi keluarga juga kepada sekolah.