PADANG, KOMPAS.com - Lahir dari keluarga petani kurang mampu di pelosok daerah tidak mengurangi tekat Muhammad Fadli (18) untuk mengejar prestasi.
Siswa kelas 12 SMKN 1 Solok, Sumatera Barat itu tidak menjadikan persoalan biaya sebagai hambatan dalam mengejar cita-cita.
Ayah Fadli, Zulbakrianto (43) hanyalah seorang petani yang menggarap sawah milik orang lain. Ibunya, Tisna Yenti (44) hanya seorang ibu rumah tangga yang kadang-kadang harus membantu suaminya di sawah.
"Kadang-kadang orangtua saya, saya dengar harus berutang untuk biaya sekolah saya. Ini lah yang menjadi motivasi bagi saya untuk berprestasi membahagiakan kedua orangtua," kata Fadli, di sela-sela acara pelepasan siswa pertukaran pelajar Sekolah Mengenal Nusantara di rumah kediaman wali kota Padang, Rabu (14/8/2019) malam.
Baca juga: Kisah Anak Sopir Truk Terpilih Jadi Paskibraka Nasional, Tangis Ibu hingga Putra Kebanggaan Daerah
Cita-cita awal Fadli untuk berprestasi di tingkat nasional telah dirintisnya.
Fadli merupakan satu di antara 23 pelajar asal Sumbar yang terpilih mengikuti kegiatan pertukaran pelajar Sekolah Mengenal Nusantara yang digagas tiga BUMN yaitu PT KAI, PT APP dan PT Semen Padang.
Setelah mengikuti serangkaian seleksi ketat se-Sumbar, Fadli dinyatakan lulus dan mengikuti pertukaran pelajar yang digelar 15-23 Agustus di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Cita-cita saya untuk berprestasi masuk sebagai salah satu siswa pertukaran pelajar akhirnya terkabulkan. Ini berkat doa ayah dan ibu juga," katanya.