Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Heboh Tanaman Bajakah Obati Kanker | Jasad Remaja Ditemukan dalam Karung

Kompas.com - 14/08/2019, 07:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang keberhasilan tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang meraih medali emas dalam ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan, menyita perhatian pembaca.

Dalam karya ilmiah, ketiga siswa yaitu Yazid, lalu Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani, mengulas khasiat tanaman bajakah untuk obati kanker.

Tak hanya itu, seluk beluk dan cerita di balik tanaman bajakah yang sempat dijadikan mitos oleh warga Dayak di Kalimantan Tengah, juga menjadi sorotan.

Sementara itu, kasus pembunuhan seorang gadis remaja oleh lima tersangka juga jadi perhatian pembaca di Kompas.com. Korban ditemukan tinggal tulang belulang dalam karung di sebuah rumah kosong. 

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Proses penemuan obat kanker dari tanaman bajakah

Ilustrasi laboratorium Ilustrasi laboratorium

Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani bersama Helita, guru pembimbing mereka, memutuskan untuk melakukan penelitian awal dengan uji pendahuluan di laboratorium sekolah.

Lalu penelitian dilanjutkan dengan uji sampel penelitian lanjutan, yang menggunakan dua ekor mencit atau tikus betina atau tikus kecil berwarna putih, yang sudah diinduksi atau disuntik zat pertumbuhan sel tumor atau kanker.

Setelah sel kanker berkembang di tubuh tikus dengan ciri banyaknya benjolan di tubuh, maka mereka segera memberikan dua penawar atau obat yang berbeda terhadap kedua tikus.

Satu tikus diberi bawang dayak dalam bentuk cairan yang diminumkan ke tikus, sementara tikus lain diberi air rebusan yang berasal dari kayu bajakah.

Hasilnya pun mengejutkan ketiga siswa dan Helita. Tikus yang diberi penawar dari tanaman bajakah bisa pulih dari kanker.

"Setelah memasuki hari ke-50, mencit yang diberi air penawar dari bawang dayak mati, sementara mencit yang diberi cairan kayu bajakah tetap sehat, bahkan bisa berkembang biak,” ujar Helita, Senin (12/8/2019).

Baca berita selengkapnya: Cerita Lengkap Siswa SMA Temukan Obat Penyembuh Kanker hingga Menangi Juara Dunia

2. Kekhawatiran guru di balik prestasi tiga siswa penemu obat kanker

Ketiga siswa yang berhasil mengharumkan Indonesia melalui Karya Ilmiah Kayu Bajakah Penyembuh KankerKOMPAS.com/KURNIA TARIGAN Ketiga siswa yang berhasil mengharumkan Indonesia melalui Karya Ilmiah Kayu Bajakah Penyembuh Kanker

Helita mengkaui, ada kekhawatiran di kalanngan guru di balik penemuan dan prestasi itu ketiga siswa mereka yang mengikuti ajang WICO.

Mereka khawatir akan ada banyak orang memburu pohon bajakah sehingga bisa merusak hutan di Kalimantan Tengah.

“Saya tidak mau kalau ini nanti justru akan menjadi masalah, khususnya dalam hal eksploitasi hutan Kalimantan Tengah,” kata Helita saat ditemui Kompas.com di SMA Negeri 2, Palangkaraya.

Baca berita selengkapnya: Kekhawatiran Guru atas Penemuan Siswa soal Obat Kanker Mujarab hingga Juarai Dunia

3. Saat seorang ahli terperangah melihat penelitian bajakah

Kepala Laboratorium FK ULM, Banjarmasin, Kalsel Eko Suhartono.Dok. Eko Suhartono Kepala Laboratorium FK ULM, Banjarmasin, Kalsel Eko Suhartono.

Kepala Laboratorium Bio Kimia dan Molekuler dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK ULM), Eko Suhartono, mengatakan, penelitian ketiga siswa adalah penelitian pertama secara ilmiah tentang kayu bajakah.

"Secara ilmiah baru pertama kali dilakukan penelitian terhadap kayu ini. Kami justru enggak tahu ada kayu ini, yang tahu orang Dayak Kalteng," ujarnya saat dihubungi, Selasa (13/8/2019).

Menurut Eko, kayu bajakah merupakan tanaman yang dijadikan sebagai obat penyembuh kanker oleh siswa SMAN 2 Palangkaraya.

Obat tersebut kemudian diikutsertakan dalam lomba internasional dan menang. Eko pun mengatakan, sangat tertarik ketika ditawari untuk meneliti kayu bajakah tersebut.

Baca berita selengkapnya: Cerita Peneliti Terperangah Saat Tahu Kayu Bajakah Mampu Sembuhkan Kanker

4. Sosok Briptu Hedar yang gugur usai disandera KKB

Briptu Heidar, Anggota Direskrim Polda Papua yang gugur setelah disandera KKSB di Kabupaten Puncak, Papua pada Senin (12/08/2019) siangDok Istimewa Briptu Heidar, Anggota Direskrim Polda Papua yang gugur setelah disandera KKSB di Kabupaten Puncak, Papua pada Senin (12/08/2019) siang

Almarhum Hedar yang sebelumnya berpangkat brigadir satu telah diberikan kenaikan pangkat luar biasa menjadi brigadir polisi anumerta.

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal di Jayapura, Selasa (13/8/2019), menceritakan Hedar mengikuti Pendidikan Bintara Tugas Umum Polri pada 2014 di SPN Jayapura Polda Papua.

Lalu pada 2015, ia ditempatkan di Polres Lanny Jaya dengan jabatan Bintara Reskrim selama 2 tahun. Berprestasi hingga dapat kenaikan pangkat luar biasa.

"Selanjutnya pada 2017 bergabung di Dit Reskrimum Polda Papua," katanya.

Kamal menggambarkan sosok Hedar sebagai seorang polisi yang berprestasi karena selama 5 tahun bertugas almarhum berhasil menuntaskan 11 kasus.

Baca berita selengkapnya: Sosok Briptu Heidar yang Gugur Dibunuh KKB: Anak Tunggal, Berprestasi, Mahir Bahasa Jerman

5. Kasus seorang gadis ditemukan tinggal tulang di rumah kosong

Ilustrasi PembunuhanJITET Ilustrasi Pembunuhan

Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Bambang Purnomo mengatakan, lima pelaku pembunuhan Nurhikmah (16) telah diamankan.

Korban diketahui anak dari pasangan Imam Maliki dan Sosiah, keduanya warga Desa Cerih, Jatinegara, Kabupaten Tegal.

Dari hasil penyelidikan, dari lima tersangka pembunuhan, satu di antaranya adalah perempuan.

"Tersangka ada lima orang. Iya sudah kami amankan di Polres," kata Bambang saat dikonfirmasi, Senin (12/8/2019) malam.

Baca berita selengkapnya: Hilang 5 Bulan, Gadis Ini Ditemukan Tinggal Tulang dalam Karung di Rumah Kosong

Sumber: KOMPAS.com (Farid Assifa, Dhias Suwandi, Andi Muhammad Haswar, Kurnia Tarigan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com