Namun, setelah enam hari dirawat dan menjalani operasi dibagian perut, WJ akhirnya meninggal.
"Motif pelaku memukul korban, karena korban tidak bisa membuat simpul tali seperti yang diintruksikan pelaku saat kegiatan orientasi,"ujar Didi.
Baca juga: Ini Penyebab Pembunuhan Siswa Taruna di Palembang Menurut Polisi
Didi menerangkan, dari hasil rekam medis, WJ meninggal karena mengalami gangguan organ vital di bagian perut lantaran mengalami kekerasan usai dipukul oleh AS.
Pukulan itu membuat pankreas korban menjadi tak berfungsi sehingga harus dilakukan operasi.
Menurut Didi, AS memukul korban karena tak bisa mengikuti intruksi pelaku untuk membuat tali simpul mengunakan webbing sehingga membuatnya emosi dan menghujami pukulan di perut WJ
"Ada sekitar lima pukulan selama dua hari berturut-turut. Semuanya menggunakan tangan kosong," jelas Didi.
Baca juga: Korban Tewas Kedua Orientasi Siswa SMA Taruna, WJ Dipukul Bertubi-tubi oleh Seniornya
Didi menerangkan, selama orientasi berlangsung, AS dilibatkan oleh pihak sekolah sebagai Komandan Pleton (Danton) II.
"Sebagai Danton, tersangka mengajarkan cara membuat tali simpul. Akan tetapi korban tak bisa membuat tali yang diajarkan tersangka sehingga dianiaya," jelas Kapolresta.
Atas perbuatannya, AS diancam dikenakan Pasal 76 dan Pasal 80 Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang penganiayaan terhadap anak di bawah umur ancaman hukuman selama 15 tahun penjara.
Baca juga: Siswa Taruna Tewas Usai Ikuti Orientasi, Polisi Periksa Pihak Sekolah
Sumber: KOMPAS.com (Aji YK Putra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.